uploads/article/2024/03/berbukalah-dengan-yang-manis-77921f9e72757b4.png

Berbukalah dengan yang Manis Ternyata Merupakan Tagline Iklan Bukan Anjuran Keagamaan

Bulan Ramadan di Indonesia tentunya menjadi sebuah momen yang paling ditunggu oleh masyarakat Indonesia. Karena, selain Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, bulan Ramadan pun sering kali menghadirkan berbagai kebiasaan-kebiasaan yang hanya muncul ketika sedang berpuasa. Mulai dari ngabuburit, buka bersama, sampai sahur on the road menjadi kebiasaan-kebiasaan yang umumnya dilakukan di bulan Ramadan.

Dengan demikian, kebiasaan-kebiasaan yang yang dilakukan secara berulang-ulang ini akhirnya melekat di kehidupan masyarakat Indonesia. Nggak terkecuali, kebiasaan untuk berbuka dengan yang manis. 

Sobat Gen tentunya pernah dan awam dengan kalimat "berbukalah dengan yang manis" bukan? Dari adanya kalimat ini, masyarakat Indonesia akhirnya sering kali dan bahkan selalu mencari makanan atau minuman manis untuk menjadi hidangan buka puasa. Bahkan, beberapa masyarakat Indosia pun meyakini kalimat tersebut sebagai hadis Nabi Muhammad SAW. Padahal, pada kenyataannya Nabi Muhammad menganjurkan untuk berbuka dengan buah kurma dan air putih, bukan makanan atau minuman manis. 

BACA JUGA: Valentine Identik dengan Cokelat, Kok Bisa?

Asal-Usul Berbuka dengan yang Manis

Pada dasarnya, kalimat "berbukalah dengan yang manis" bukanlah hadis yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW, melainkan kalimat yang lahir dari sebuah brand teh kemasan di tahun 2006. Mengutip dari penjelasan yang disampaikan oleh pengamat ilmu komunikasi, Faris Budiman Annas kepada CNN Indonesia. Kalimat ini muncul sejak tahun 2006 sebagai bentuk tagline atau jargon dari produk teh kemasan yang dipasarkan di Indonesia. 

Jadi, kalimat, "berbukalah dengan yang manis" pada dasarnya merupakan teknik marketing dalam bentuk copywriting yang dilakukan oleh salah satu produk teh kemasan yang memang dipasarkan untuk masyarakat Indonesia. 

BACA JUGA: Sering Konsumsi Micin Bikin Bodoh, Emang Iya?

Manfaatkan Kebiasaan dan Budaya Masyarakat Indonesia

Dari penjelasan Faris kepada CNNIndonesia, pada dasarnya tagline dari produk teh kemasan ini memanfaatkan kebiasaan masyarakat Indonesia, dalam hal ini adalah kebiasaan berpuasa masyarakat Indonesia di bulan Ramadan.

Puasa Ramadan yang terus dilaksanakan setiap tahunnya, pada akhirnya membuat tagline ini terus mengalami pengulangan yang akhirnya terus diingat oleh masyarakat Indonesia. 

"Kalau kita lihat 'berbukalah dengan yang manis' ini sebetulnya adalah tagline, campaign salah satu brand teh dan tagline ini sudah dieksekusi lebih dari 10 tahun. Saya coba riset, salah satu brand itu sudah menjalani tagline ini dari 2016. Terus diulang-ulang, hingga informasi ini masuk ke memori audiens," kata Faris saat dihubungi CNNIndonesia.com

Selain memanfaatkan kebiasaan masyarakat Indonesia, Faris pun menambahkanbahwa marketing dari produk teh ini pun memanfaatkan unsur budaya ke dalam pemasaran produknya yang disebut dengan cultural marketing. 

Dengan memanfaatkan budaya, produk teh ini sukses menekankan adanya pesan penting yang berkaitan erat dengan kebiasaan di masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah kebiasaan dan budaya berpuasa yang dianut oleh agama mayoritas Indonesia, yang kemudian dilekatkan dengan produk tersebut melalui sebuah teknik marketing.

BACA JUGA: 5 Jajanan SD yang Paling Populer dan Masih Dinikmati Ketika Dewasa

Terlebih, dengan adanya sunah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan berbuka dengan kurma yang notabenenya memiliki rasa yang manis, pada akhirnya membuat masyarakat Indonesia menganggap 'berbuka dengan yang manis' sebagai suatu hal yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. (*/)

(RRY)

banner