uploads/article/2024/01/kenapa-penggunaan-aku-dan-62995b8945600b9.png

Kenapa Penggunaan 'Aku' dan 'Kamu' Identik dengan Pacaran?

Penggunaan 'lo-gue' di obrolan sehari-hari tentunya sudah menjadi hal yang umum di Indonesia terutama di Jakarta ataupun beberapa daerah di Jawa Barat. Kalau dilihat dari sejarahnya, kata 'lo-gue' pertama kali hadir di Indonesia pada abad ke-16. Kalau Sobat Gen mengira awalnya kata ini berasal dari masyarakat Betawi, selamat, kalian salah. 

Penggunaan 'lo-gue' pertama kali masuk ke Indonesia berkat para pedagang dari China yang saat itu masuk ke Indonesia untuk berdagang. kata 'lo' sendiri berasal dari bahasa Mandari Hokkien, yaitu 'Lo/Lu' yang artinya adalah 'Kamu/Anda'. Di sisi lain, kata 'Gue/Gua' memiliki arti 'Saya/Aku'. Karena banyaknya para pedagang China yang berdatangan ke Jakarta dan daerah Jawa, akhirnya banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan kata tersebut. 

Akan tetapi, kepopuleran kata 'lo-gue' di Indonesia mencapai puncaknya di tahun 1970 hingga sekarang. Sampai sekarang, hampir kebanyakan masyarakat Jakarta dan pulau Jawa menggunakan 'lo-gue' untuk berkomunikasi sehari-hari. Bahkan, di beberapa daerah di Jakarta, penggunaan 'lo/gue' pun digunakan tanpa melihat usia lawan bicaranya. 

Hadirnya, 'lo/gue' sebagai kata ganti orang di dalam percakapan sehari-hari pun nyatanya membuat beberapa perubahan dalam pemaknaan kata ganti orang, salah satunya adalah 'aku/kamu'. Biasanya, mereka yang menggunakan 'aku-kamu' akan dianggap memiliki hubungan kedekatan romantis. Tentunya, hal ini membuat kita bertanya-tanya. Mengapa 'aku-kamu' kini dianggap sebagai kata ganti yang memiliki makna romantis.

BACA JUGA: Apasih He/Him, She/Her, dan They/Them Itu?

Jarang Dipakai 

Salah satu alasan utama mengapa akhirnya penggunaan 'aku-kamu' sering kali dianggap sebagai suatu hal yang romantis adalah 'aku-kamu' jarang dipakai dalam percakapan sehari-hari. Mungkin Sobat Gen akan bilang, "Loh, penggunaan 'saya-anda' juga jarang dipakai. Tapi, nggak dianggap sebagai sesuatu yang romantis." Eits, kata siapa penggunaan 'saya-anda' jarang dipakai? Pada kenyataannya, penggunaan 'saya-anda' lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan konteks penggunaannya pun cukup jelas. 

Biasanya 'saya-anda' akan digunakan ketika Sobat Gen sedang mengobrol dengan orang random, orang yang lebih tua, dosen, client, dan lain sebagainya. Sehingga, pada dasarnya penggunaan 'saya-anda' memang cukup sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. 

Di sisi lain, 'aku-kamu' cenderung jarang dipakai. Untuk menunjukkan keakraban dengan teman, biasanya kita akan menggunakan 'lo-gue'. Di sisi lain, ketika mengobrol secara 'umum', kita akan menggunakan 'saya-anda'. Sehingga, satu-satunya momen kita menggunakan 'aku-kamu' adalah ketika kita sedang berada di lingkungan keluarga. Namun, kembali lagi, dalam lingkungan keluarga pun penggunaan bahasa yang kita pakai biasanya disesuaikan dengan budaya dan asal daerah orang tua kita bukan? 

Dengan jarangnya dipakai penggunaan 'aku-kamu'. Pada akhirnya 'aku-kamu' menjadi sesuatu yang asing atau bahkan spesial. Sehingga, bisa dibilang penggunaan 'aku-kamu' digunakan ketika seseorang sudah memiliki kedekatan yang lebih dari pertemanan, seperti hubungan keluarga, dan tentunya hubungan romantis kita. 

BACA JUGA: 4 Masalah yang Terjadi pada Pasangan LDR

Konteks Penggunaan 

Jika 'lo-gue' digunakan dalam percakapan sehari-hari di daerah tertentu, maka 'aku-kamu' sering kali digunakan dalam momen-momen percintaan atau pendekatan seseorang. Misalnya, apabila Sobat Gen sedang mencoba menggebet seseorang, nggak jarang Sobat Gen pastinya menggunakan kata 'aku-kamu' bukan? Hal tersebut secara naluri kita lakukan sebagai wujud nyata perasaan suka kita terhadap seseorang. 

Selain itu, di beberapa kesempatan seperti berbicara dengan lawan-jenis pun sering kali kita ingin menggunakan perkataan yang lebih sopan. Sehingga kita cenderung menggunakan 'aku-kamu' dibandingkan dengan 'lo-gue'. 

Akan tetapi, konteks penggunaan 'aku-kamu' ini pun nyatanya dipengaruhi dengan wilayah di mana kita tinggal dan menjalin percakapan sehari-hari. Apabila Sobat Gen tinggal di daerah yang jauh di luar pulau Jawa, rasanya konteks penggunaan 'aku-kamu' menjadi lebih luas dibandingkan dengan di Jakarta atau pulau Jawa.

BACA JUGA: Unik! Cuma di Indonesia Bayar Kuliah Pake Pinjol

Nggak Ada yang Salah dengan 'Aku-Kamu' 

Sebenarnya, nggak ada yang salah dengan menggunakan 'lo-gue' atau 'aku-kamu'. Namun, yang perlu diperhatikan adalah siapa lawan bicara kita. Karena, nggak semua daerah menormalkan penggunaan 'lo-gue' dalam percakapan sehari-hari. Pun sebaliknya, nggak semua daerah menggunakan 'aku-kamu; dalam percakapan sehari-hari.

Akan tetapi, akan menjadi masalah ketika Sobat Gen justru menghina seseorang yang mencoba untuk membaur dengan seseorang dari daerah tertentu. Karena, kita nggak bisa memaksakan suatu hal baru ke orang yang nggak terbiasa dengan hal tersebut. Apabila Sobat Gen melihat seseorang menggunakan 'lo-gue' namun dengan logat atau aksen yang unik, anggap hal tersebut sebagai keunikan bukan kekurangan yang dijadikan bahan candaan. (*/)

(RRY)

banner