uploads/article/2024/01/sinetron-ikatan-cinta-resmi-57538ee5a8cedc5.png

Sinetron Ikatan Cinta Resmi Tamat: Berikut 3 Alasan Kenapa Para Orang Tua Suka Nonton Sinetron

Salah satu sinetron ikonis di Indonesia, yaitu 'Ikatan Cinta' resmi tamat. Setelah 1373 episode ditayangkan, akhirnya sinteron yang sempat dibintangi Amanda Manopo ini resmi 'bungkus' pada Rabu, (24/01/2024) kemarin. Tentunya, untuk Sobat Gen tamatnya sinetron 'Ikatan Cinta' nggak terlalu berarti apa-apa. Tapi, bagi para ibu-ibu yang memang menjadi basis penonton dan penggemarnya, tentunya tamatnya sinetron ini tentunya menjadi momen yang cukup mengharukan. 

Ibu-ibu dan sinetron pada dasarnya adalah dua hal yang nggak terpisahkan. Sama seperti anak muda dengan drakor, tentunya ibu-ibu pun memiliki tontonan wajib yang harus mereka tonton sebagai hiburan mereka. Hadirnya, 'Ikatan Cinta' atau sinetron lainnya tentunya menjadi hiburan bagi ibu-ibu, atau para orang tua di Indonesia. 

Meskipun sinetron di Indonesia selalu mendapatkan pandangan negatif dari masyarakat Indonesia terutama anak muda. Tapi, nggak bisa dipungkiri hadirnya sinetron tentunya menjadi hiburan bagi para orang tua. Mungkin, sebagai anak muda kita akan bertanya-tanya alasan mengapa para orang tua lebih suka menonton sinetron di era series di berbagai platform streaming online berada di mana-mana. 

Melalui artikel ini, penulis akan mencoba memberikan alasan mengapa para orang tua cenderung lebih suka menonton sinetron dibandingkan dengan tontonan lainnya, baik yang ada di TV nasional maupun media sosial atau platform streaming online.

BACA JUGA: Aplikasi Streaming Film dan Pengaruhnya terhadap Gaya Hidup Masyarakat Indonesia

Perbedaan Zaman

Alasan pertama yang akhirnya membuat para orang tua lebih suka menonton sinetron adalah perbedaan zaman. Orang tua kita tentunya tumbuh besar, dan jauh lebih mengenal sinetron dibandingkan series-series yang ada di Netflix, Disney+, dan lainnya. Misalnya, sinetron seperti 'Si Doell Anak Sekolahan', 'Keluarga Cemara', 'Noktah Merah Perkawinan', dan lainnya. 

Selain itu, perbedaan zaman pun berpengaruh terhadap akses informasi, dan teknologi yang didapatkan orang tua kita. Sedari dulu, orang tua kita hanya mengenal satu platform untuk menonton, yaitu televisi. Dan program TV tentunya nggak jauh dari sinetron. Sehingga, para orang tua yang sedari awal nggak awam dengan Netflix, dan sebagainya pun pada akhirnya memilih TV sebagai platform menonton mereka. Dan tentunya, hingga sekarang pun jenis sinema yang ditayangkan oleh TV adalah sinetron. 

Dekat dengan Mereka

Sebuah sinema yang baik adalah sinema yang dekat dengan kita. Pada dasarnya, sinetron membawa semangat tersebut. Bagaimana sinetron membingkai realita sosial dengan bumbu 'berlebihan' khas sinetron lah yang akhirnya membuat para orang tua lebih suka sinetron. 

Kedekatan fenomena, dan isu yang diangkat inilah yang akhirnya menjadi sinetro lebih diskai oleh para orang tua. Misalnya, 'Si Doel Anak Sekolahan'. Dalam sinetron tersebut, isu yang diangkat adalah sosok 'Doel'' yang besar di lingkungan suku Betawi yang berusaha untuk mempertahankan adat Betawi di tengah modernisasi di Jakarta di era tersebut. Tentunya, isu ini sangat relevan dan dekat dengan masyarakat Jakarta kala itu. Sehingga, 'Si Doel Anak Sekolahan' sukses menjadi sinetron yang ikonis di Indonesia.

Jika Sobat Gen bandingkan dengan film-film di era sekarang yang membahas tentang sci-fi, heist, action, dan lain sebagainya. Tentunya para orang tua kita nggak akrab dengan isu atau fenomena tersebut. Sehingga, pada akhirnya mereka nggak memiliki dorongan untuk menonton film-film 'modern' karena nggak adanya kesamaan cerita dengan apa yang tengah atau pernah mereka alami. 

BACA JUGA: 6 Rekomendasi Live Action Versi Gen FM yang Wajib kamu Tonton!

Gratis

Faktor terakhir yang akhirnya membuat sinetron jauh lebih diminati oleh para orang tua adalah gratis. Berbeda dengan film-film yang berada di platform streaming berbayar, sinetron dapat diakses dengan gratis di TV nasional. Hal ini lah yang akhirnya membuat sinetron tetap digandrungi oleh para orang tua. Bagi para orang tua, sinema atau tontonan pada dasarnya adalah suatu hal yang 'gratis' dan dapat diakses dengan mudah. Dan tentunya, hal ini berbeda jauh dengan konsep tontonan yang ditawarkan oleh Netflix, dan platform streaming berbayar lainnya. 

Ketiga faktor tersebut dirasa menjadi alasan mengapa para orang tua di Indonesia cenderung lebih menyukai untuk menonton sinetron dibandingkan dengan series-series yang hadir di platform streaming berbayar. (*/)

(RRY)

banner