uploads/article/2023/12/dari-wakanda-sampai-konoha--72115137eab1769.png

Dari Wakanda sampai Konoha, Berikut Nama-Nama Lain Indonesia yang Kerap Digunakan di Media Sosial

Kreativitas netizen Indonesia dalam memberikan julukan ke negaranya sendiri tentunya sudah nggak bisa diragukan lagi. Berbagai julukan kini dimiliki Indonesia. Biasanya, julukan ini digunakan untuk tidak menyebutkan nama Indonesia secara langsung apabila netizen Indonesia sedang mengkritik kebijakan maupun hal-hal nyeleneh yang terjadi di Indonesia.

Dari banyaknya nama-nama lain dari Indonesia, terdapat beberapa nama lain untuk Indonesia yang paling sering digunakan oleh netizen ketika berkomentar mengenai Indonesia. Apa saja kah nama lain Indonesia pemberian netizen Indonesia?

BACA JUGA: Belum Tamat, Season Keempat Kimetsu No Yaiba Akan Tayang Februari 2024 Nanti! 

1. Negara +62

Julukan negara +62 bisa dibilang jadi salah satu julukan yang populer untuk Indonesia. +62 sendiri merupakan kode negara resmi milik Indonesia. Pada tahun 1960, dimulailah pengaturan kode negara ketika negara-negara Eropa mendirikan sebuah organisasi yang bertugas mengelola kode negara secara global. Inisiatif tersebut akhirnya mendorong pembentukan International Telecommunication Union (ITU), yang kemudian menjadi bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengawasi kegiatan operator telekomunikasi di seluruh dunia.

Pada periode yang sama, ITU menciptakan Red Book, yang berisi 50 nomor dua digit untuk mewakili berbagai negara di dunia. Empat tahun setelahnya, yakni pada tahun 1964, aturan tersebut diorganisir ulang melalui buku panduan baru yang dikenal sebagai Blue Book.

Dalam Blue Book tersebut, dunia dipecah menjadi 9 zona utama, dengan setiap zona memiliki serangkaian kode negara. Zona 1 diperuntukkan bagi negara-negara di Amerika Utara, zona 2 untuk Afrika, zona 3-4 untuk Eropa, dan seterusnya. Kawasan Asia Tenggara dan Oceania termasuk dalam Zona 6. Sebagai hasilnya, Indonesia diberikan kode negara +62, Malaysia mendapatkan (+60), Australia menggunakan (+61), Filipina memiliki (+63), dan Singapura ditetapkan dengan kode (+65).

Nah, untuk mereferensikan Indonesia dengan nama lain, kode negara Indonesia, yaitu +62 akhirnya digunakan sebagai istilah Indonesia di internet. 

BACA JUGA: Mengenal Istilah ‘Cegil’: Ketika Perempuan Jujur dengan Permasalahan Percintaannya

2. Wakanda 

Siapa yang nggak tahu dengan negara Wakanda di universe Marvel Cinematic Universe? Nyatanya, Indonesia pun cukup sering disebut dengan panggilan ‘negara Wakanda’ oleh netizen Indonesia. 

Istilah ‘negara Wakanda’ sering digunakan oleh netizen Indonesia untuk menghindar dari jeratan UU ITE yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi secara umum. Makanya, daripada terjerat hukum karena mengkritik negara Indonesia,  Wakanda sebagai negara yang fiktif pun digunakan sebagai pelindung dari jerat hukum yang ada di Indonesia. 

Lebih lanjut, istilah negara Wakanda untuk Indonesia pun kabarnya mulai muncul sejak kasus model papan atas Australia, Michelle Leslie yang ditahan oleh atas kepemilikan narkoba di tahun 2005. Saat itu, salah satu influencer yang mengemukakan kekecewaannya menyebut polisi Indonesia dengan sebutan polisi Wakanda. 

BACA JUGA: 5 Karakter Sampingan Anime yang Lebih Populer dari Tokoh Utamanya

3. Negara Konoha

Indonesia sering banget disamakan dengan desa fiktif dari anime Naruto, yaitu Konohagakure atau Konoha. Mulai dari kesamaan tokoh pemimpin, sampai berbagai unsur lainnya pun digunakan untuk mereferensikan Konoha sebagai Indonesia.

Selain itu, sebenarnya baik istilah Wakanda maupun Konoha punya tendensi yang cukup sama. Namun, istilah konoha belakangan ini mulai sering digunakan untuk menggambarkan Indonesia karena kesamaan peristiwa, tokoh, dan lain sebagainya.

Terlebih, kepopuleran anime di Indonesia pun membuat penggunaan Konoha sebagai referensi atas Indonesia semakin kuat. 

Terlepas dari latar belakang penggunaannya, fakta yang nggak bisa ditampik adalah masyarakat Indonesia merasa takut menggunakan nama Indonesia dalam kritik yang mereka sampaikan di ranah media sosial. Padahal, kritik pada dasarnya merupakan hak yang melekat pada warga negara. (*/)

(RRY)

 

banner