uploads/article/2023/08/sering-dengerin-lagu-galau--72576b841d84061.png

Sering Dengerin Lagu Galau? Jangan-Jangan Kamu Depresi

Setujukah kalian dengan anggapan lagu yang kalian dengar, menggambarkan mood atau perasaan yang sedang kalian rasakan? Karena, menurut Adrian North, sosok kepala sekolah School of Psychology and Speech Pathology di Curtin University, nyatanya musik atau lagu yang kita dengarkan pada dasarnya dapat menunjukkan atau memperlihatkan suasana hati pada diri kita. 

Misal, mood kita sedang happy. Tentunya, kita akan memilih lagu-lagu yang menyenangkan dan asik untuk didengar. Di sisi lain, ketika suasana hati sedang sedih, kita cenderung mencari dan mendengarkan lagu-lagu yang melow dan melankolis sebagai bentuk gambaran perasaan yang kita rasakan.

Dan disinilah nyatanya menimbulkan anggapan bahwa mendengarkan lagu galau yang relatif seringkali terdengar gelap, melow, dan melankolis menjadi tanda bahwa diri kita mengalami depresi.

BACA JUGA: Mengapa Lagu dengan Tema Kesehatan Mental menjadi Populer? 

Dan biasanya, ketika suasana hati sedang buruk atau bersedih, kita cenderung lebih mudah terhanyut atau baper dengan lagu-lagu galau yang sedang kita dengarkan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Frontiers in Psychology, orang-orang yang mudah baper dan terbawa suasana ketika mendengarkan lagu-lagu cenderung rentan akan depresi. 

Agar mood sedih kalian tidak berubah menjadi depresi yang tentunya memiliki skala bahaya yang jauh lebih besar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kalian sedang mendengarkan lagu-lagu sedih.

1.Lirik

Seringkali, lirik-lirik pada lagu galau atau melow memiliki lirik dengan makna yang lebih dalam dibanding dengan lagu lainnya. Lirik yang dalam ini bisa memiliki dua pemaknaan. Lirik dengan arti yang dalam akan cenderung baik untuk diri kita ketika lirik tersebut memberikan kata-kata motivasi pada diri kita. Di lain sisi, lirik dengan arti yang negatif tentunya dapat menjadi pemicu dari lahirnya depresi pada diri kita.

Sehingga, kita harus bisa memilah mana lagu galau dengan lirik yang memang dapat kita dengar dan mana yang sebaiknya kita kurangi untuk didengar. 

2. Seberapa Sering Lagu Tersebut Diputar

“Tapi kan lagunya enak buat didengar.”

Oke, mungkin pada akhirnya lirik bukan jadi alasan kalian mendengarkan lagu tersebut. Mungkin, ritme, nada, atau suara penyanyi dari lagu yang kalian dengar memang enak didengar oleh telinga kalian. 

Tapi, kembali lagi, intensitas nyatanya menjadi pemicu lahirnya rasa depresi. Sebaiknya, meskipun memang lagu tersebut enak didengar, kalian harus tetap menjaga intensitas seberapa sering kalian mendengarkan lagu tersebut. Karena, semakin sering kalian mendengarkan lagu galau dengan lirik yang berkonotasi negatif atau mampu mentrigger depresi, perasaan depresi tersebut pun bisa saja tertrigger dan akhirnya terjadi pada diri kalian.

3. Musik sebagai Pengelola Stres

Menurut laporan Asosiasi Terapi Musik Amerika (AMTA), musik memiliki potensi untuk diatur dengan tujuan tertentu, seperti mengelola tingkat stres, meningkatkan kemampuan mengingat, dan mengurangi sensasi nyeri. Bahkan, individu yang mendengarkan musik sebelum, selama, atau setelah menjalani operasi cenderung mengalami penurunan nyeri dan kecemasan yang lebih ringan dibandingkan dengan pasien yang tidak terlibat dalam mendengarkan musik.

BACA JUGA: Bukannya menjadi Tempat Aman, Sekolah Justru menjadi Tempat Bullying Berkembang 

Dalam konteks merawat kondisi kronis, terapi musik juga memegang peranan signifikan. Musik memiliki kapasitas untuk memicu respon emosional, membantu memulihkan memori, merangsang perkembangan koneksi saraf baru, dan mengarahkan perhatian secara aktif. Namun, penting untuk mempertimbangkan jenis musik dan liriknya dengan cermat. Umumnya, genre musik klasik sering direkomendasikan dalam konteks terapi kesehatan.

Sehingga, buat kalian yang sering mendengarkan lagu galau, pastikan kondisi kesehatan mental baik-baik saja ya! Selain itu, jangan lupa untuk mendengarkan lagu yang dirasa mampu mengembalikan mood kalian ya!

(RRY)



banner