uploads/article/2023/12/sama-sama-bagi-bagi-uang-berikut-82094c00afdcaf4.png

Sama-Sama Bagi-Bagi Uang, Berikut Perbedaan Konten dari MrBeast dengan Content Creator ‘Sultan’ di Indonesia

Siapa yang nggak kenal dengan channel Youtube MrBeast? Rasanya di era yang serba digital ini, sosok MrBeast sudah menjadi sosok content creator yang menjadi sosok idola bagi content creator lainnya. 

Jimmy Donaldson atau yang biasa kita kenal dengan MrBeast adalah sosok Youtuber yang dikenal melalui konten-konten yang bisa dibilang “pamer kekayaan” dan juga konten-konten filantropi, seperti yang dialakukan saat menyembuhkan kebutaan untuk 1000 orang di seluruh dunia.

Sederhananya, MrBeast adalah sosok Youtuber ‘sultan’ yang sering kali memberikan uang atau barang mewah ke orang-orang random ataupun subscribernya. Di Indonesia sendiri, sebenarnya terdapat content creator seperti MrBeast yang Sobat Gen pernah temui di berbagai platform media sosial

Akan tetapi, pada kenyataannya konten-konten yang diproduksi oleh MrBeast pada kenyataannya berbeda dengan konten-konten yang dibuat oleh content creator sultan di Indonesia.

Nyatanya, ada beberapa hal yang membuat konten yang diproduksi MrBeast jauh berbeda dengan para content creator sultan di Indonesia. Meskipun keduannya sama-sama memberikan uang ke banyak orang. Tapi, ada perbedaan di antara keduanya yang akhirnya membuat values dari konten keduanya jauh berbeda. 

BACA JUGA: Bikin Konten tapi Nggak Pernah Viral? Ikuti 3 Langkah Ini!

Values Konten yang Berbeda

Hal pertama yang akhirnya membedakan MrBeast dengan para creator sultan di Indonesia adalah tujuan mereka dalam ngasih uang. Kalau Sobat Gen perhatikan, ada perbedaan antara MrBeast dengan para creator sultan dalam hal memberikan uang sebagai output dari konten mereka.

Dalam konten-kontennya, MrBeast memang sering banget ngasih uang ke para peserta atau orang random di kontennya. Tapi, setidaknya orang yang ingin mendapatkan uang tersebut harus mengeluarkan effort melalui challenge yang MrBeast berikan. 

Dengan demikian, untuk mendapatkan uang tersebut para peserta harus menjalankan berbagai tantangan yang diberikan oleh MrBeast. Sehingga, apa yang dijual oleh MrBeast dalam kontennya adalah challenge-challenge yang dia berikan, bukan hanya sekadar memberikan uang secara cuma-cuma aja. 

Hal ini tentunya berbeda dengan apa yang dilakukan content creator sultan di Indonesia. Banyak orang-orang random atau peserta yang dapat uang secara cuma-cuma tanpa melakukan effort. Sehingga, apa yang dijual dalam konten tersebut hanyalah bagi-bagi uang aja.  

Dari sini kita sepakat, perbedaan inilah yang akhirnya membuat konten MrBeast punya values lebih besar dibanding content creator sultan di Indonesia. Seenggaknya, melalui konten MrBeast, kita diajarkan untuk setidaknya berusaha untuk bisa mendapat reward yang kita inginkan. Dan ini, yang nggak dilakukan oleh kreator sultan di Indonesia yang cenderung ngasih reward secara cuma-cuma. 

BACA JUGA: Hidup di Era Digital, Gen Z Justru Paling Sering Termakan Hoaks

Eksploitasi Kemiskinan

Nggak munafik, MrBeast pun sempat melakukan hal serupa yang terkesan “mengeksploitasi kemiskinan” seperti di awal karir Youtubenya, di mana dia memberikan uang sebanyak 10.000 dollar kepada homeless di Amerika. 

Tapi, apakah hal tersebut terus dilakukan oleh MrBeast sepanjang karir Youtubenya? Ya nggak. 

Kembali lagi, apa yang dijual oleh MrBeast dalam konten-kontennya bukanlah sekadar ngasih uang atau kemewahan ke banyak orang. Melainkan challenge yang harus dilakukan untuk bisa mendapatkan hadiah yang sepadan.

Di sisi lain, para content creator sultan ini cenderung terus mengeksploitasi kemiskinan masyarakat Indonesia sebagai daya jual konten mereka. Dan hal ini sangatlah berbahaya. 

Menurut pakar kajian studi media Universitas Airlangga Rachmah Ida. Eksploitasi kemiskinan yang dilakukan oleh para content creator sultan ini akan sangat berbahaya karena justru makin memperlebar jarak antara si miskin dengan si kaya. 

Ketika akhirnya orang miskin dijadikan komoditas oleh para kreator ini, tandanya para kreator ini sudah tidak memiliki ide kreatif yang lebih menarik untuk dijual. Dan penjualan kemiskinan ini disebut dengan poverty porn. Dan dalam kajian studi media, poverty porn sudah masuk ke dalam pelanggaran etika karena dapat dikategorikan sebagai eksploitasi. 

BACA JUGA: Seberapa Penting Privasi dalam Pembuatan Konten

Dan ini yang memang seringkali dilakukan oleh para kreator sultan di Indonesia. Mereka seringkali mengundang bintang tamu yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah, yang kemudian akan dijual kisah kesedihannya. 

Dengan demikian, perbedaan values yang dibawa olleh MrBeast melalui kontennya pada akhirnya berbeda dengan values yang dibawa oleh content creator ‘sulltan’ di Indonesia. Sehingga, pada akhirnya apa yang ingin disampaikan pun tentunya berbeda. MrBeast ingin membantu orang untuk memiliki hidup yang lebih layak sembari ‘memanfaatkan’ mereka, sedangkan content creator ‘sultan’ di Indonesia hanya ingin ‘pamer’ kekayaan yang mereka miliki. (*/)

(RRY)



banner