Kekerasan dan pelecehan seksual tentunya akan selalu menjadi persoalan di Indonesia. Terlebih, masih banyak masyarakat Indonesia yang menyalahkan korban pelecehan dan kekerasan seksual tentunya menjadi tanda tanya besar untuk negara yang diklaim menjaga nilai kesopanan ketimuran.
Maraknya kasus pelecehan seksual di Indonesia pun rasanya nggak bisa diragukan. Terlebih, berbagai tempat publik yang harusnya dapat memberikan kenyamanan dan rasa aman justru sering kali menjadi tempat terjadinya pelecehan. Belum lagi, banyak orang-orang yang masih menganggap cat call hal yang normal kayaknya semakin membuat tempat atau fasilitas publik nggak nyaman untuk beberapa orang terlebih perempuan.
Salah satu tempat publik yang rentan akan kasus pelecehan seksual adalah transportasi publik. Suasana desak-desakan dan kepadatan sering banget dimanfaatkan oleh pelaku pelecehan seksual untuk 'menormalkan' pelecehan yang mereka lakukan. Mulai dari alasan, "Kan desek-desekan, Mba", "Maaf, Mba. Saya nggak sengaja", dan lain sebagainya jadi alasan para pelaku melakukan pelecehan seksual.
Terus, sebenarnya apa yang harus kita lakukan apabila menjadi korban pelecehan atau menyaksikan kasus pelecehan seksual ketika berada di transportasi publik?
BACA JUGA: 4 Langkah yang dapat Dilakukan Apabila Sobat Gen Menjadi Korban Pelecehan Seksual di Festival Musik!
1. Segera Minta Pertolongan
Langkah terbaik yang bisa dilakukan apabila Sobat Gen menjadi korban pelecehan seksual adalah dengan meminta pertolongan. Meskipun terasa sulit karena secara mental pastinya Sobat Gen akan terguncang, namun cara terbaik untuk menghentikan pelecehan seksual yang Sobat Gen alami adalah dengan meminta pertolongan secepatnya.
Berbagai cara seperti, berteriak, menghubungi orang terdekat, sampai ke meminta pertolongan ke penumpang lainnya menjadi salah satu cara meminta pertolongan ketika kamu menjadi korban pelecehan seksual di transportasi publik.
Dan apabila Sobat Gen berada di posisi yang diminta tolong korban pelecehan seksual, segera bantu mereka. Sobat Gen bisa menawari korban untuk bertukar posisi, atau bahkan langsung melakukan konfrontasi ke pelaku pelecehan seksual. Sehingga, setidaknya korban bisa merasa aman dan merasa tidak sendirian.
2. Simpan Bukti Pelecehan
Meskipun memerlukan usaha ekstra, menyimpan rekaman kejadian pelecehan yang dialami Sobat Gen tetap penting untuk dilakukan. Dengan memiliki bukti konkret tentang pelecehan yang Sobat Gen alami, Sobat Gen dapat segera mencari bantuan dari petugas di sekitar atau bahkan melibatkan proses hukum terhadap pelaku pelecehan seksual sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Oleh karena itu, menjaga bukti pelecehan seksual yang Sobat Gen alami merupakan langkah krusial yang perlu dilakukan. Terdapat berbagai metode, seperti merekam, memfoto, atau memvideokan wajah pelaku, yang dapat digunakan untuk menyimpan bukti tersebut.
3. Pastikan Kamu Aman
Setelah Sobat Gen meminta bantuan dan memiliki bukti pelecehan yang dialami, tindakan berikutnya yang dapat dilakukan adalah memastikan keamanan diri sendiri. Pastikan bahwa Sobat Gen berada dalam kondisi aman dari pelaku pelecehan seksual dan pastikan bahwa pelaku sudah menjauh atau diamankan.
4. Cerita Apa yang Kamu Alami
Meski sulit, setidaknya saat Sobat Gen menjadi korban pelecehan seksual, penting untuk berbicara kepada orang yang dipercayai. Mengapa demikian?
Dengan berbagi pengalaman, Sobat Gen tidak akan merasa sendirian dan juga tidak akan menyalahkan diri sendiri. Kadang-kadang, para korban pelecehan seksual cenderung menyalahkan diri mereka sendiri atas peristiwa yang mereka alami, yang sebenarnya adalah pandangan yang keliru. Terlepas dari kejadian tersebut, korban pelecehan seksual tetaplah korban, dan dengan berbicara, Sobat Gen dapat memperoleh dukungan yang diperlukan.
BACA JUGA: Catcalling: Ketika Pelecehan Seksual justru Dianggap sebagai Hal Normal
5. Hubungi Komnas Perempuan Atau Lembaga Terkait
Setelah Sobat Gen merasa lebih baik, disarankan untuk segera menghubungi Komnas Perempuan atau lembaga yang berkompeten untuk mencari keadilan. Meskipun terasa sulit untuk bersuara di tingkat yang lebih luas, tetapi hak atas keadilan selalu menjadi hak yang seharusnya bagi korban pelecehan seksual. Terlebih lagi, baik Komnas Perempuan maupun lembaga terkait lainnya pasti akan memberikan dukungan moral dan hukum kepada Sobat Gen.
Kejadian kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan adalah hal yang telah sering kali terjadi. Siapa pun, kapan pun, di mana pun, dapat menjadi korban pelecehan seksual. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan seringkali menjadi korban pelecehan seksual. (*/)
(RRY)