Skripsi sering banget menjadi mimpi buruk bagi mahasiswa. Nggak jarang, banyak mahasiswa yang akhirnya harus extend masa perkuliahannya karena belum menyelesaikan skripsi yang masih dijadikan syarat kelulusan.
Meskipun pada hari Selasa (29/08/2023) lalu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan bahwa skripsi bukan lagi menjadi syarat kelulusan. Akan tetapi, prodi atau pihak kampus nyatanya masih menjadi penentu mengenai syarat kelulusan itu sendiri. Sehingga, bisa jadi skripsi pada akhirnya tetap dipertahankan oleh beberapa prodi sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa.
BACA JUGA: Perlukah Skripsi sebagai Syarat Kelulusan Mahasiswa?
Untuk mengurangi rasa ketakutan, berikut ini tips untuk kalian mahasiswa yang kampusnya masih mewajibkan skripsi sebagai syarat kelulusan.
1. Pilih Tema yang Dikuasai
Yang terpenting agar skripsi cepat beres dan cepat di-acc oleh dosen pembimbing adalah pemahaman kalian mengenai tema atau judul yang kalian ambil sebagai bahan skripsi kalian.
Dengan pemahaman dan penguasaan tema skripsi ini, kalian akan lebih mudah dalam meriset atau mencari bahan terkait kepentingan skripsi kalian. Dan juga, dengan mengangkat tema skripsi yang kalian kuasai, kalian pun tentunya tidak akan merasa terbebani dengan skripsi tersebut. Karena, melalui pemahaman ini akan membuat kalian lebih enjoy dan tenang dalam mengerjakan skripsi.
Jadi, jangan sampai tema atau judul skripsi kalian di luar dari pemahaman kalian. Karena, hal tersebut akan semakin mempersulit kalian dalam mengerjakan skripsi dan akhirnya membuat kelulusan kalian menjadi telat.
2. Jangan Dianggap Santai
Sebenarnya salah satu faktor yang menghambat skripsi cepat selesai adalah diri sendiri. Seringkali, ketika kita sudah selesai di fase Seminar Usulan Proposal/Riset (Sempro/SUR) kita menyepelekan skripsi karena menganggap sudah setengah jalan.
Padahal, tahapan skripsi yang paling sulit adalah ketika usulan proposal skripsi kita di acc oleh dosen penguji. Karena, kita akan benar-benar melakukan riset, baik melakukan wawancara untuk riset kualitatif ataupun menghimpun data untuk riset kuantitatif.
BACA JUGA: Influencer di Indonesia: Banyak Drama atau Penonton Kita Butuh Drama?
3. Jalin Komunikasi dengan Pembimbing
Dosen pembimbing adalah sumber daya penting. Jangan ragu untuk berkonsultasi secara rutin mengenai perkembangan skripsi Anda, kendala yang dihadapi, dan saran-saran untuk perbaikan.
Kalianlah yang pada dasarnya harus proaktif dalam menghubungi dosen pembimbing kalian, bukan justru kalian menunggu dihubungi oleh dosen pembimbing kalian. Karena, kembali lagi, yang membutuhkan bantuan mereka adalah kalian.
Namun, di beberapa kasus nyatanya seringkali mahasiswa menemukan dosen pembimbing yang sulit dihubungi. Apabila terjadi kasus seperti itu, bukan berarti kalian berhenti untuk menggarap skripsi kalian. Masih banyak dosen lain yang nyatanya terbuka untuk diskusi guna membantu kalian menyelesaikan skripsi kalian. Sehingga, skripsi kalian tetap memiliki progress.
4. Skripsi yang Baik Adalah Skripsi yang Selesai
Satu hal yang terpenting dalam penulisan skripsi adalah selesai. Pada akhirnya, para dosen baik penguji dan pembimbing pun sebenarnya sadar akan kapasitas mahasiswanya. Sehingga, pada akhirnya skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai.
Meskipun begitu, kalian tetap harus memperhatikan skripsi kalian ya! Jangan karena, yang penting selesai, skripsi kalian justru jadi acak-acakan dan tidak berlandaskan teori.
(RRY)