eTimnas Indonesia baru aja memenangkan Piala Asia eFootball yang diadakan di Qatar. eTimnas Indonesia sukses mengalahkan eTimnas Jepang dengan skor 2-0 lewat skor 3-2 melalui babak penalti setelah ditahan imbang 1-1 pada pertemuan pertama dan sukses mengalahkan Jepang dengan skor 1-0 di pertemuan kedua.
Kemenangan eTimnas Indonesia ini tentunya semakin membuktikan bahwa hadirnya rental PlayStation dan warnet di Indonesia nyatanya memiliki dampak positif terhadap anak muda Indonesia. Karena, melalui rental PS dan warnet inilah cikal bakal atlet-atlet E-Sport akan lahir dan mengharumkan nama Indonesia. Berbagai nama atlet E-Sport Indonesia yang kini berkompetisi di level internasional seperti Aaron 'Mindfreak' Leonhart, Jason 'Forsaken' Susanto, Rafli 'Mikoto' Faturahman, dan Matthew 'Whitemon' Filemon menjadi nama-nama atlet E-Sport yang sukses berkancah di level internasional.
Akan tetapi, salah satu pertanyaan terbesarnya adalah mengapa Indonesia memiliki banyak rental PS dan warnet jika dibandingkan dengan negara-negara lain?
BACA JUGA: 'Can Everyone Stop Calling Me Kak?" Terus Kita Manggil Orang Pakai Apa?
Biaya Konsol dan PC yang Mahal
Alasan yang paling mendasar mengapa akhirnya rental PS dan warnet menjamur di Indonesia adalah biaya konsol atau PC yang mahal. Nggak bisa dipungkiri, daya beli masyarakat Indonesia untuk membeli konsol seperti PlayStation atau untuk merakit PC sangatlah rendah. Karena, kebutuhan ekonomi masyarakat Indonesia tentunya lebih dialokasikan ke berbagai kebutuhan primer atau pokok, dibandingkan dengan kebutuhan tersier seperti gadget.
Dengan demikian, dibandingkan menabung untuk membeli konsol atau merakit PC yang membutuhkan biaya hingga jutaan, masyarakat Indonesia lebih memilih pergi ke warnet atau rental PS yang memiliki harga sewa lebih terjangkau. Dengan cukup merogoh kocek sebesar Rp5000 sampai Rp10.000, Sobat Gen sudah bisa mengakses konsol sekelas PS5 ataupun PC high end per-jamnya.
Jadi Tempat Bersosial
Kalau warnet atau internet caffe di luar negeri biasanya menggunakan sekat atau bahkan memiliki ruangan khusus untuk setiap PC-nya, warnet atau rental PS justru menggunakan prinsip 'open office' sehingga setiap pengguna dapat bersosialisasi dengan pengguna lainnya. Sehingga, warnet dan rental PS di Indonesia lebih dari sekadar tempat untuk ngegame aja, melainkan menjadi tempat untuk bersosialisasi dengan pengunjung lainnya.
Dengan demikian, nggak jarang akhirnya banyak orang yang datang ke warnet atau rental PS tanpa membayar. Biasanya, karena saking akrab dengan satu sama lain, mereka yang nggak bayar dan datang hanya untuk melihat ini akan mendapatkan billing gratis dari teman mereka.
BACA JUGA: Keren! Game Asal Indonesia, A Space for the Unbound Masuk Nominasi The Game Awards 2023
Lahirkan Atlet E-Sport
Alasan terakhir kenapa akhirnya banyak warnet dan rental PS tetap eksis hingga sekarang adalah karena baik warnet maupun rental PS menjadi tempat lahirnya atlet E-Sport bertalenta. Kenapa? Karena sering kali warnet atau rental PS mengadakan turnamen komunitas yang menghadirkan berbagai pemain di daerah warnet dan rental PS tersebut. Sehingga, selain melahirkan pemain yang berbakat, melalui turnamen ini pun jiwa kompetitif para pemain ini pun mulai dibentuk. Sehingga, dari segi mental pun mereka sudah siap untuk berkompetisi dengan orang-orang yang memiliki resources di atas mereka.
Hadirnya warnet dan rental PS nyatanya nggak melulu memberikan dampak negatif. Karena, hadirnya warnet dan rental PS justru membuka peluang Indonesia untuk semakin dikenal melalui para atlet E-Sportnya yang sering kali terlahir dari warnet atapun rental PS ini. (*/)
(RRY)