Seringkali, masyarakat Indonesia mengatakan, “Yang sabar, ya” terhadap seseorang ketika mendapat musibah atau orang tersebut sedang marah. Tapi, pada kenyataannya, masyarakat Indonesia cenderung merupakan orang yang nggak sabaran.
Salah satu buktinya adalah ketika kita berada di jalan. Sejumlah pelanggaran lalu lintas seperti jalan ketika lampu lalu lintas masih merah, melawan arah, berputar di tempat yang tidak seharusnya, dan lain sebagainya pada dasarnya merupakan bukti bahwa orang Indonesia merupakan sosok yang nggak sabaran.
Contoh lainnya adalah ketika mengantri. Berapa banyak dari kita yang pernah merasakan momen dimana antrian kita diserobot atau diselak orang? Tentunya hal tersebut merupakan bukti lain dari argumen mengenai orang Indonesia yang nggak sabaran.
BACA JUGA: Remaja Indonesia jadi Perokok, Kok Bisa?
Lebih lanjut, orang Indonesia bahkan rela berjudi, mengajukan pinjaman ke pinjol ilegal guna mendapatkan suatu hal. Dibandingkan dengan menabung yang notabenenya membutuhkan waktu dan kesabaran, masyarakat Indonesia memilih menggunakan jalur ‘instan’ guna mendapatkan uang dengan lebih cepat.
Hal-hal yang disebutkan di atas pada dasarnya merupakan sedikit contoh dari sekian banyaknya bentuk ketidaksabaran masyarakat Indonesia. Namun, sebenarnya apa sih alasan yang akhirnya membuat masyarakat Indonesia itu nggak sabaran?
Pada dasarnya, alasan masyarakat Indonesia nggak sabaran adalah keinginan mereka untuk memiliki atau mendapatkan segala sesuatu dengan instan. Hal ini dapat ditunjukan melalui perilaku menyerobot antrean, menyogok ‘orang dalam’ guna mendapatkan akses yang lebih duluan, dan juga mengajukan pinjaman guna memenuhi keinginan.
Dengan terbentuknya mindset ‘semuanya bisa instan’ ini, pada akhirnya membentuk perilaku masyarakat Indonesia yang nggak sabaran. Dan nggak jarang mereka justru merepotkan orang lain di sekitar mereka.
- Tidak Terbiasa untuk Sabar
Flashback jauh ke tahun 1945, tentunya momen penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok bisa dibilang menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia tidak sabaran.
Pada dasarnya, penculikan oleh generasi muda terhadap Soekarno-Hatta didasari karena keinginan mereka untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Bahkan, sejak era pra kemerdekaan Indonesia pun, masyarakat Indonesia sudah nggak sabaran.
BACA JUGA: Arti Penting Musik sebagai Bentuk Kebebasan
Selain itu, berbagai hal lain yang terjadi di era sekarang nyatanya membentuk perilaku masyarakat Indonesia untuk nggak sabaran. Mulai dari birokrasi yang terlampau lambat, aturan yang menyusahkan, dan lain sebagainya pada akhirnya membentuk perilaku masyarakat Indonesia yang nggak sabaran.
Hal lain yang akhirnya membuat masyarakat Indonesia menjadi sosok yang nggak sabaran adalah stress atau pikiran. Banyak dari masyarakat Indonesia yang memang sedang stres pada akhirnya menjadi tidak sabaran karena didukung oleh situasi yang mentrigger emosi mereka. Sehingga, dibandingkan untuk bersabar, mereka memilih untuk melanggar aturan, atau bahkan marah-marah sebagai bentuk luapan emosi mereka agar meredakan rasa stres mereka.
Pada akhirnya, masyarakat Indonesia memang bukan tipe masyarakat yang mudah bersabar. Tapi, jangan sampai karena nggak sabaran, kalian justru melanggar aturan yang ada ya!
(RRY)