Salah satu dosa terbesar manusia adalah melakukan pembunuhan. Kayaknya, siapa pun yang memiliki riwayat membunuh, akan langsung dicap sebagai orang jahat. Tapi, bagaimana kalau sosok yang dibunuh adalah orang jahat itu sendiri.
Premis "membunuh orang yang layak dibunuh" bisa dibilang jadi premis utama dari drakor yang baru-baru ini rilis. Drakor berjudul 'A Killer Paradox' yang menghadirkan Choi Woo-Sik dan Son Suk-Ku ini menghadirkan cerita mengenai paradoks dari seorang pembunuh, yaitu "Apakah membunuh orang jahat sama dengan kejahatan, atau justru menegakkan keadilan?"
Drakor dengan delapan episode ini dirilis secara resmi di platform streaming Netflix pada 9 Februari 2024. Nggak tanggung-tanggung, Netflix langsung merilis kedelapan episode di hari perilisannya, sehingga menjadikan 'A Killer Paradox' sebagai drakor yang di hari perilisannya langsung tamat.
BACA JUGA: Dirty Votes Ramai Dibahas: Berikut 4 Film Dokumenter yang Membahas Peristiwa Bersejarah Indonesia
Sinopsis A Killer Paradox
Sebenarnya, plot dari A Killer Paradox cukup sederhana. Pembunuhan yang nggak disengaja, justru melahirkan serangkaian pembunuhan berantai. Hal ini lah yang terjadi terhadap Lee Tang (Choi Woo-Sik), sosok mahasiswa yang baru saja menyelesakan wajib militernya. Lee Tang sendiri sebenarnya merupakan sosok pria 'pengecut' yang dalam hidupnya sama sekali nggak pernah melakukan perlawanan atas penindasan yang dialaminya. Namun, dalam satu malam, Lee Tang tiba-tiba memiliki kemampuan untuk merasakan 'hawa kejahatan' dari seseorang, yang berujung dirinya membunuh seorang pekerja konstruksi yang ternyata merupakan buronan pembunuhan berantai yang menghilang selama empat tahun. Dari pembunuhan yang nggak disengaja tersebut pada akhirnya justru membuat Lee Tang melakukan sejumlah pembunuhan berantai terhadap orang-orang yang melakukan kejahatan.
Dari adanya kasus ini, munculah seoarang detektif yang bernama Jang Nam Gam (Son Suk-Ku). Dibandingkan untuk mengumpulkan 'barang bukti' Jang Nam Gam justru menjadi detektif yang lebih mengandalkan intuisinya. Jang Nam Gam yang sedari awal sudah menyelidiki kasus pembunuhan yang melibatkan Lee Tang pun akhirnya terus membuat intuisinya mengatakan bahwa Lee Tang adalah seorang pembunuh berantai.
Hadirkan Transisi Antar Scene yang Keren
Selain karena dari alur, plot, dan aktor yang menarik. Dari sisi sinematografinya pun 'A Killer Paradox' menghadirkan berbagai transisi yang sangat mind-blowing. Setiap transisi yang ada di setiap reveal sangatlah smooth meskipun dari segi timeline waktu dan tempat keduanya berada di momen yang berbeda.
Meskipun begitu, transisi-transisi ini tetap relevan dengan cerita yang ada. Transisi ini sebenarnya hadir sebagai bentuk dari plot twist dan revealing moment of truth yang ingin diberikan oleh film kepada para penontonnya. Sehingga, hadirnya transisi-transisi ini justru memperkuat momen dan intesitas setiap twist-twist yang ingin diberikan.
Jajaran Cast
Untuk jajaran cast, rasanya nama seperti Choi Woo-Sik udah nggak bisa diragukan lagi. Sukses meraih Oscar di tahun 2020 melalui film Parasite rasanya menjadi pembuktian atas kapabilitas Choi Woo-Sik dalam dunia akting. Selain itu, kayaknya peran 'cowok urak-urakkan' kayaknya cukup menempel pada diri Choi Woo-Sik. Karena, sebelumnya di film Parasite ataupun di drakor Our Beloved Summer, Choi Woo-Sik pun memerankan sosok pria yang urak-urakkan.
Selain Choi Woo-Sik, hadirnya Son Suk-Ku yang sebelumnya bermain di 'My Liberation Notes' pun tentunya menjadi daya tarik dari drakor dengan genre crime dan thriller.
Selain dua tokoh utama di atas, sosok-sosok lain, seperti Lee Hee-Jun, Kim Yo-Han, Kwon Da-Ham, dan lain sebagainya pun hadir di drakor original Netflix ini.
BACA JUGA: Deadpool dan Wolverine Akan Bekerja Sama untuk Mengubah Timeline Marvel Cinematic Universe!
Trailer A Killer Paradox
(*/)
(RRY)