uploads/article/2023/12/cara-film-mokumenter-mengemas-5302721a32bd53b.png

Cara Film Mokumenter Mengemas Kisah Fiksi Menjadi Seakan-Akan Kisah Nyata

Dari banyaknya genre film di Indonesia, salah satu genre yang kini semakin populer adalah mokumenter. Sekilas, nama mokumenter kayaknya cukup asing di telinga Sobat Gen, padahal film mokumenter cukup populer di bioskop ataupun platform streaming di Indonesia. 

Kalau Sobat Gen tahu series ‘Malam Minggu Miko’ buatan Raditya Dika, harusnya Sobat Gen sudah tahu definisi dan mengenai film mokumenter itu sendiri. Jadi, film mokumenter merupakan film yang ‘memparodikan’ film dokumenter, kok bisa?

Mokumenter sendiri merupakan serapan dari kata mock dan juga documentary. Kalau film dokumenter diangkat dari kisah nyata dari para tokoh, atau kejadian, film mokumenter justru mengangkat kisah fiksi dengan gaya dokumenter. Contohnya, ‘Malam Minggu Miko’. Sosok Miko dan kesialannya setiap malam Minggu pada dasarnya merupakan kisah fiksi yang diceritakan dalam gaya dokumenter, makanya Sobat Gen sering kali disuguhkan dengan POV Miko yang ngobrol dengan para penontonnya untuk menceritakan kejadian malam minggunya layaknya film dokumenter. 

BACA JUGA: Jadi Tokoh Jahat, 5 Tokoh Ini Justru Dicintai Banyak Orang 

Karya Awal Film Mokumenter

Meskipun populer di era modern, konsep atau genre mokumenter sudah eksis dari tahun 1933 melalui karya dari Luis Bunuel yang berjudul ‘Land Without Bread’, kemudian di tahun 1938 melalui siaran radio di ‘The War of The Worlds’, dan terus berkembang hingga menjadi mokumentari melalui karya berjudul ‘A Hard Day’s night’ di tahun 1964 yang ditulis oleh Alun Owen dengan mengisahkan keseharian para member The Beatles. 

Pada dasarnya, berbagai karya mokumenter memang cukup sering menyinggung tema komedia. Karena, pada dasarnya mokumenter sendiri merupakan parodi dari film dokumenter. Sehingga, value komedi akan sangat terasa kental dalam film yang memang ditunjukan sebagai bentuk dari satire terhadap film dokumenter.

Namun, berbagai karya mokumenter pun nyatanya mengangkat tema lain, seperti yang dilakukan oleh Woody Allen melalui karya yang berjudul ‘Take the Money and Run’ yang mengisahkan tentang Allen sebagai pelaku kriminal fiksi, Virgil Starkwell. Atau yang terbaru, berbagai film horor seperti seri ‘Paranormal Activity’, ‘The Incantation’, dan lain sebagainya nyatanya mengangkat tema mokumentari untuk menebalkan genre horor yang mereka bawa. 

BACA JUGA: Mengapa Film Horor 2010an Sering Menggunakan Bumbu ‘Porno”

Kenapa Mokumenter Sangat Menarik?

Film mokumenter tentunya sangat fresh meskipun sudah mulai dibuat sejak tahun 1933. Namun, tren film mokumenter sendiri mulai populer kembali sejak berbagai film barat mengadaptasi genre film tersebut. Salah satu daya tarik dari film mokumenter adalah ‘kedekatan’ dan nilai ‘real’ yang dibawakan oleh film tersebut. 

Meskipun film mokumenter merupakan kisah fiksi, namun kisah tersebut tetap dibungkus dengan hal-hal yang terjadi di dunia nyata. Misalnya, ‘Paranormal Activity’, meskipun kisah yang diangkat fiksi, namun pengambilan kamera, konsep yang erat dengan cerita yang berkembang di masyarakat pada akhirnya menjadikan film mokumenter terasa nyata atau diambil dari kisah nyata.

Dengan demikian, daya tarik inilah yang akhirnya membuat film mokumenter sangat menarik buat ditonton. Bagaimana film ini mengemas kisah fiksi menjadi kisah ‘nyata’ tentunya menjadi hal yang menarik untuk banyak orang. (*/)

(RRY)

 

banner