uploads/article/2023/09/3-alasan-foto-prewedding-86588a1ca12289c.png

3 Alasan Foto Prewedding Bukan Menjadi Kebutuhan Penting Pernikahan

Minggu lalu, Indonesia dihebohkan dengan terbakarnya Bukit Teletubbies di Bromo, Malang. Yang makin menghebohkan adalah alasan terbakarnya wilayah di Bukit Teletubbies yang sampai sekarang masih terbakar adalah penggunaan flare untuk kebutuhan prewedding.

Penggunaan flare dalam foto prewedding tersebut diduga untuk mempercantik foto prewedding kedua pasangan tersebut. Flare yang saat itu terjatuh dan mengenai rumput kering di Bukit Teletubbies pun akhirnya membakar beberapa wilayah di Bukit Teletubbies. 

Dengan adanya kasus tersebut, muncul sebuah pertanyaan. Seberapa pentingkah prewedding bagi seorang pasangan? 

Apa Itu Prewedding?

Prewedding sendiri merupakan dokumentasi yang dilakukan sebelum menikah yang bertujuan untuk mengabadikan momen-momen mesra atau intimate para calon pengantin yang nantinya akan digunakan di undangan pernikahan atau dibingkai di venue pernikahan. 

Lantas, apakah foto prewedding merupakan hal wajib yang ada di dalam syarat sah untuk melakukan pernikahan? Tentu tidak

BACA JUGA: Apa yang Membedakan Frugal Living dan Minimalisme?

Prewedding sebagai Ajang untuk Memuaskan Ego

Pada dasarnya, foto prewedding merupakan ajang untuk memuaskan ego seseorang. Mulai dari keinginan untuk terlihat estetik seperti yang terjadi pada kasus terbakar Bukit Teletubbies, terlihat mesra dengan pasangan, dan lain sebagainya. Tujuan dari prewedding sendiri pada akhirnya hanyalah sebagai ajang untuk memuaskan diri sendiri dengan harapan, orang-orang yang melihat foto prewedding kita akan memuji foto tersebut.

Hal ini dapat dibuktikan dengan bagaimana keinginan kita untuk tampil sempurna pada foto prewedding yang diambil. Padahal, prewedding sendiri tidak menjadi syarat sah pernikahan, baik yang diatur oleh negara maupun agama. Sehingga, pada akhirnya prewedding hanya menjadi ajang untuk memuaskan ego semata.

Hanya Menambah Beban Modal Nikah

Selain hanya sebagai pemuas ego semata, nyatanya foto prewedding justru menjadi beban modal bagi pernikahan yang ingin kita langsungkan. Mulai dari biaya sewa fotografer, belum lagi biaya transportasi yang akan kita pakai sebagai setting prewedding, biaya cetak, bingkai, dan lain sebagainya.

Maka dari itu, rasanya foto prewedding justru lebih menjadi beban dibandingkan keuntungan bagi para calon pengantin untuk menikah. Bayangkan, biaya yang mencapai jutaan yang sebenarnya dapat dialokasikan ke hal lain, justru digunakan hanya untuk kepuasaan pribadi semata.

BACA JUGA: 3 Jenis Konten untuk Mencari Cuan di X 

Membuat Lelah Karena Foto 

Foto Prewedding pun nyatanya menguras tenaga bagi calon pengantin. Tentunya, meskipun terlihat hanya sebagai model foto, nyatanya menjalankan foto prewedding pun sangat melelahkan. Karena, sebagai seorang model foto kita harus melakukan beberapa adegan foto, datang ke lokasi pemotretan, dan lain sebagainya. Sehingga, energi yang sebenarnya dapat kita simpan untuk pernikahan, justru sudah terpakai duluan untuk melakukan foto prewedding.

Pada akhirnya, esensi dari foto prewedding hanyalah didasari oleh keinginan pribadi semata. Tidak dilakukannya foto prewedding pun tidak membuat pernikahan kita menjadi tidak sah. Namun, pada akhirnya melakukan atau tidak melakukan foto prewedding kembali ke individu masing-masing. Yang perlu ditekankan adalah, jangan sampai foto prewedding yang akan kita lakukan justru menjadi bencana bagi orang lain yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan pernikahan kita.

(RRY)

 

banner