uploads/article/2023/08/mengapa-penugasan-ospek-seringkali-518573c706d2e14.png

Mengapa Penugasan Ospek Seringkali Aneh dan tidak Penting?

Buat kalian yang sedang atau telah menjalan ospek, tentunya kalian pernah diberi tugas yang beragam dan bahkan cenderung aneh dan nggak penting. Misalnya, penugasan untuk membawa barang-barang yang penamaannya dibuat aneh sehingga para mahasiswa baru (maba) kebingungan. Atau penugasan yang mewajibkan para maba untuk menggunakan atribut-atribut aneh seperti, tas dari kardus, name tag yang unik, sampai ke menggunakan helm dari bola plastik.

Padahal, jika dilihat dari ‘ospek-ospek’ yang dilaksanakan di luar negeri, para maba tidak menggunakan atribut-atribut aneh ataupun diberikan penugasan-penugasan seperti yang dilakukan di Indonesia. 

BACA JUGA: Menjelang Musim Ospek, Berikut 3 Kegiatan Ospek yang Mesti Dilakukan

Sebenarnya, apa yang akhirnya mendasari para panitia ospek ini untuk memberikan penugasan ospek yang terbilang aneh dan konyol ini? 

1. Bentuk Kesolidan Angkatan

Salah satu alasan yang digunakan para panitia ospek memberikan penugasan yang aneh adalah untuk membentuk solidaritas angkatan tersebut.

Rasanya, alasan tersebut terlalu memaksakan dan nggak relevan. Karena, dari faktor apa akhirnya satu angkatan kuliah akan menjadi solid hanya karena menggunakan bola plastik sebagai helm secara bersama-sama? 

Jika akhirnya solid tersebut terbentuk karena adanya kesamaan nasib dan rasa malu karena menggunakan helm bola plastik, rasanya hal tersebut nggak menjamin solidaritas suatu angkatan kuliah.

Dibandingkan memberikan penugasan yang aneh-aneh hanya untuk membentuk rasa solidaritas, kesamaan nasib seorang mahasiswa baru, rasanya hal-hal seperti diskusi bersama, debat antar mahasiswa justru mampu bentuk ikatan solidaritas antar mahasiswa. 

2. Balas Dendam

Rasanya, alasan kuat kenapa para panitia ospek ini membuat penugasan yang aneh untuk para maba adalah karena keinginan untuk balas dendam.

Tentunya, para panitia ospek pernah merasakan menjadi maba. Mereka merasakan kewajiban untuk mencari barang dengan nama-nama aneh, menggunakan atribut ospek yang malu-maluin, dan lain sebagainya. 

Didasari oleh pengalaman tersebut, bukannya mencoba menciptakan ospek yang lebih baik, mereka justru membuat ospek dengan penugasan yang sama karena didasari keinginan untuk balas dendam.

Tentunya, kalian pernah mendengarkan para panitia ospek ini mengatakan, “Zaman kita lebih susah,dek!” dan lain sebagainya bukan? Dari adanya kalimat tersebut, rasanya memvalidasi argumen penugasan ospek yang aneh-aneh dilakukan sebagai bentuk balas dendam bukan?

BACA JUGA: Bukannya menjadi Tempat Aman, Sekolah Justru menjadi Tempat Bullying Berkembang 

3. Sudah menjadi Tradisi

Pada akhirnya, penugasan ospek yang aneh-aneh ini sudah menjadi tradisi dan budaya di Indonesia. Meskipun ospek kini dibalut dengan kegiatan-kegiatan yang insightfull, nyatanya penugasan-penugasan yang aneh masih menjadi bagian dari ospek tersebut.

Semuanya akhirnya kembali ke mahasiswa senior atau ke panitia ospek maupun pihak universitas. Apakah sosok mahasiswa yang dilabeli sebagai ‘agen perubahan’ akan cocok dengan penugasan aneh yang minim makna dan ilmu? 

Secara nggak langsung, penugasan-penugasan aneh dalam ospek ini sendiri mendiskreditkan value seorang mahasiswa. Mereka yang dianggap sebagai seorang terpelajar kenapa harus melakukan hal yang memalukan? Kenapa mereka harus melakukan penugasan yang sebenarnya nggak ada kaitannya dengan kegiatan perkuliahan?

Semoga saja kedepannya ospek di Indonesia dapat menjadi kegiatan yang memang benar-benar dibutuhkan oleh para mahasiswa baru. Jangan sampai, ospek di Indonesia justru mencoreng nama pendidikan Indonesia di mata dunia. 

 

banner