uploads/article/2023/08/mengapa-gen-z-harus-76411950f58de73.png

Mengapa Gen Z Harus Melakukan Detox Media Sosial

Salah satu hal yang menjadi ‘kebutuhan’ di era sekarang adalah media sosial. Rasanya, hampir setiap orang di Indonesia setidaknya memiliki satu akun media sosial. Entah Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, YouTube, dan lain sebagainya. Bahkan, Gen Z dan Gen Alpha dirasa hampir memiliki semua platform media sosial yang ada. 

Namun, nyatanya kita seringkali merasa tertekan dengan keberadaan media sosial itu sendiri. Rasanya, media sosial secara langsung memberikan tekanan sosial melalui unggahan teman-teman kita di media sosial. Seringkali unggahan tersebut membuat kita merasa cemas akan masa depan kita, takut menjadi pribadi yang gagal, dan bahkan membuat kita merasa bahwa diri kita gagal.

Sehingga, dirasa break dari media sosial seringkali menjadi cara untuk mengurangi tekanan sosial yang diberikan media sosial terhadap kita. Sehingga, tekanan sosial yang dapat mengganggu kesehatan mental kita dapat berkurang.

BACA JUGA: Mengapa Lagu dengan Tema Kesehatan Mental menjadi Populer?

Detox Media Sosial

Break media sosial inilah yang seringkali disebut dengan detox media sosial. Detox media sosial adalah istirahat sejenak dari mengakses, membuka segala akun media sosial yang kita punya. Beberapa cara mulai dari log out dari semua akun media sosial, uninstall segala aplikasi media sosial, sampai beberapa orang bahkan benar-benar memilih untuk tidak menyentuh smartphonenya sebagai bentuk komitmen detox media sosial yang mereka lakukan.

Untuk durasi detox media sosial sendiri sangatlah beragam. Namun umumnya, beberapa orang memilih detox media sosial selama seminggu penuh. Namun, beberapa orang ada yang bahkan sampai satu tahun melakukan detox media sosial. 

Mengapa Kita Harus Detox Media Sosial

Hidup di media sosial rasanya terbilang cukup melelahkan. Kita seringkali merasa media sosial menjadi tempat untuk memamerkan pencapaian, kekayaan, dan lain sebagainya. Dan seringkali, ketika melihat unggahan seseorang yang ‘memamerkan’ hal tersebut, kita minder dengan hidup kita sendiri.

Kita seringkali merasa diri kita belum cukup baik jika dibandingkan dengan pencapaian orang lain. Sehingga, hal tersebut akhirnya menjadi beban bagi kesehatan fisik maupun mental kita.

BACA JUGA: Ketika Akun Centang Biru Kehilangan Value

Semakin sering membandingkan pencapaian kita dengan orang lain, semakin penat juga isi pikiran kita. Sehingga, rasanya melakukan detox media sosial adalah salah satu upaya untuk merefresh kembali pikiran kita agar tetap stabil dan fokus terhadap diri sendiri. 

Terlebih para Gen Z yang beberapa sudah memasuki fase quarter life crisis tentunya akan lebih sensitif ketika melihat pencapaian Gen Z lain di media sosial. Sehingga, rasanya detox media sosial menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental Gen Z. Terlebih, waktu penggunaan media sosial oleh Gen Z terbilang lebih lama dibandingkan generasi sebelumnya. Sehingga, detox media sosial selama seminggu rasanya tidak menjadi hal yang memberatkan bagi mereka.

(RRY)

banner