Di era sekarang, banyak pekerjaan yang kini nggak mewajibkan kita untuk menjadi pekerja di bidang konvensional nih Sobat Gen. Beragam pekerjaan yang ditawarkan kini tidak melulu menuntut kita menjadi seorang pekerja kantoran. Dengan terus berkembangnya roda industri ekonomi, berbagai pekerjaan kini dapat kita jalani termasuk dengan menjadi seniman.
Seniman nyatanya menjadi salah satu pekerjaan yang kerap kali diidam-idamkan oleh para anak muda, dan mungkin oleh kalian Sobat Gen. Menjadi seniman pun banyak bentuknya, mulai dari artis, penyanyi, pelawak, pelukis, sampai ke hal-hal yang memang punya kaitan dengan sebuah seni.
Namun, di Indonesia sendiri menjadi seniman seringkali mendapatkan tantangan. Salah satu tantangan terbesar untuk menjadi seorang seniman pada dasarnya bukan berada di skills yang kita miliki. Namun, tantangan terbesar untuk menjadi seorang seniman ada pada orang tua.
BACA JUGA: 3 Alasan Mengapa Menjadi ‘Kupu-Kupu’ di Waktu Kuliah adalah Hal yang Membanggakan!
Pada kenyataannya, cita-cita untuk menjadi seniman seringkali mendapatkan halangan dari orang tua. Terdapat berbagai alasan mengapa pada akhirnya orang tua enggan memberikan restu kepada anaknya untuk berprofesi sebagai seniman.
1. Tidak Dianggap Sebagai Pekerjaan
Seniman di Indonesia pada dasarnya seringkali tidak dianggap sebagai sebuah pekerjaan. Orang yang bekerja di Indonesia seringkali diharuskan untuk pergi ke kantor, memiliki jam kerja, menggunakan pakaian rapi, dan lain sebagainya. Sehingga, seniman yang pada dasarnya memiliki jam kerja yang lebih fleksibel, dapat bekerja di rumah, dan tidak memiliki aturan pakaian, pada akhirnya seringkali dianggap bukan sebagai sebuah pekerjaan.
Terlebih, di Indonesia sendiri, menjadi seniman lebih dianggap sebagai sebuah hobi dibandingkan pekerjaan. Kalau kalian pandai bermain musik, teruskan hobi bermusik tersebut. Bukannya, diarahkan untuk menjadi seorang musisi, bermain musik justru hanya dianggap sebagai sekadar hobi saja.
Belum lagi, menjadi seniman tentunya bekerja berdasarkan proyek, dan tergolong tidak memiliki ‘target’ seperti pekerja kantoran. Sehingga, pada akhirnya menjadi seniman seringkali tidak dianggap sebagai sebuah pekerjaan, melainkan sebagai hobi saja.
2. Dianggap tidak Memiliki Masa Depan
Beririsan dengan anggapan seniman bukanlah pekerjaan, seringkali seniman di Indonesia dianggap tidak akan memiliki masa depan. Karena, kembali lagi, mereka para seniman seringkali tidak dianggap sebagai seorang pekerja. Padahal, seniman pun merupakan bentuk pekerjaan.
Menjadi seniman bukan berarti tidak akan memiliki masa depan. Sama seperti bekerja kantoran, kalau memang tidak memiliki skills yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan, tentunya jenjang karir kita terhambat.
Dengan demikian, masa depan sebenarnya bukan ditentukan dari ‘kita bekerja sebagai apa?’, melainkan ‘apa yang kita bisa’. Mau sekeren apapun kantor kita bekerja, jika kita nggak bisa kerja, tentunya karir kita akan stuck disitu-situ saja.
BACA JUGA: Mengapa Film Horor 2010an Sering Menggunakan Bumbu ‘Porno”
3. Jadi Seniman Itu Miskin
Anggapan seniman itu miskin adalah hal yang paling keliru. Pada kenyataannya, berapa banyak sosok seniman yang kini menjadi sukses dan kaya raya? Di sisi lain, benarkah bekerja kantoran menjamin kita akan menjadi kaya?
Menjadi seniman memang memiliki cara kerja yang berbeda. Mereka yang menjadi seniman memang cenderung memilih proyek sesuai dengan keahlian, dan jalan hati mereka. Sederhananya, seorang seniman cenderung memilih-milih pekerjaan. Terlebih, yang akhirnya ‘memiskinkan’ seorang seniman pun nyatanya adalah mereka yang bekerja di kantoran.
Seringkali, para pekerja kantoran yang memberikan job terhadap para seniman memberikan harga yang kejam dan terkesan tidak menghargai seorang seniman. Sehingga, mengatakan seniman menjadi miskin karena pilihannya adalah hal yang keliru.
Pada akhirnya, profesi sebagai seorang seniman harus lebih dihargai. Terlebih, Indonesia sendiri adalah negara yang kaya akan budaya dan kesenian. Apabila kita dapat bangga dengan kesenian yang kita miliki, mengapa kita seringkali tidak menghargai seorang seniman?(*/)
(RRY)