uploads/article/2023/10/jauh-sebelum-spotify-berikut-3102228b89922f2.png

Jauh Sebelum Spotify, Berikut 8 Alat untuk Mendengarkan Musik yang Wajib Kamu Ketahui!

Musik sebagai bentuk dari kesenian tentunya terus mengalami perubahan. Selain tren musik yang hampir tiap tahun berganti. Nyatanya dari segi platform untuk mendengarkan musik pun terus mengalami perubahan.  

Jika dahulu orang tua atau kakek nenek Sobat Gen mendengarkan lagu melalui radio. Sekarang Sobat Gen dapat mendengarkan lagu melalui berbagai aplikasi streaming musik seperti Spotify, Apple Music, Joox, dan lain sebagainya. 

Akan tetapi, selain radio atau aplikasi streaming musik, nyatanya masih terdapat berbagai alat untuk mendengarkan musik yang tentunya terus berkembang setiap tahunnya.

Lantas, apa saja sih alat-alat untuk mendengarkan musik yang terus mengalami perkembangan itu?

1. Fonograf

Jauh sebelum era radio, tepatnya pada tahun 1877. Masyarakat sudah dapat mendengarkan musik melalui fonograf.

Fonograf merupakan temuan dari Thomas Alva Edison pada tahun 1877 dan dijual secara komersial pada tahun 1890-1877. Fonograf sendiri terbuat dari silinder besi yang dibungkus dengan alumunium foil yang dihubungkan dengan diafragma. Model lebih lawasnya, terdapat pita suara di lapisan metal yang tipis. Di versi terbarunya, fonograf menggunakan pita suara dari bahan lilin dan seluloid. 

Cara kerja dari fonograf sendiri adalah dengan memancarkan gelombang suara melalui membran ke baut logam yang bergetar cepat. 

BACA JUGA: 5 Tren Musik yang Hadir di Indonesia 

2. Gramofon

Sedikit lebih modern, penerus dari fonograf adalah gramofon. Gramofon, yang dikembangkan oleh Emile Berliner, menerapkan penggunaan piringan sebagai media rekaman. Piringan ini berisi lagu-lagu yang berputar saat diputar di gramofon. Emile Berliner berhasil menciptakan alat ini pada tahun 1887. Teknologi penggunaan piringan ini tetap digunakan hingga saat ini. Piringan hitam dianggap memiliki kemampuan untuk menghasilkan rekaman dengan kualitas terbaik.

3. Radio

Sukses melalui era fonograf dan gramofon, musik berkembang ke arah radio. Sesuai dengan yang masih diterapkan hingga sekarang, berbagai musik kini dapat didengarkan di berbagai stasiun radio. 

Di era tahun 1990an, radio menjadi salah satu bagian dari golden erannya musik Indonesia. Radio digunakan untuk menjadi media penyebaran musik dari berbagai musisi di Indonesia maupun internasional. 

4. Pita Kaset

Setelah periode transistor radio, alat pemutar musik mengalami transformasi ke era pita kaset. Philips, sebuah perusahaan Belanda, berhasil menciptakan pita kaset pada tahun 1963. Meskipun pita kaset menjadi inovasi baru, namun peran radio dan piringan hitam tidak sepenuhnya tergantikan. Pita kaset lebih menjadi salah satu pilihan alternatif bagi individu untuk menikmati musik.

BACA JUGA: 7 Posisi Ngeband yang Wajib Kamu Ketahui! 

5. Walkman 

Walkman, inovasi setelah era pita kaset, merupakan karya Sony, perusahaan teknologi Jepang yang ikut mempopulerkannya. Alat ini memungkinkan pendengar untuk menikmati kaset musik dalam perangkat portabel. Keunggulan Walkman adalah pengguna dapat mendengarkan musik melalui headphone, menjaga privasi suara tanpa mengganggu orang lain. Dengan desainnya yang revolusioner, Walkman membawa perubahan signifikan dalam cara orang menikmati musik di mana saja.

6. CD Player

Periode pita kaset meredup ketika CD Player, perangkat pemutar cakram, memasuki panggung. Meskipun memiliki fungsi serupa dengan pita kaset, perangkat audio yang digunakan jauh berbeda dan tidak lagi bergantung pada pita. Sony mengambil langkah berani dengan memodernisasi generasi Walkman mereka, memungkinkan pemutaran musik melalui CD player. Inovasi ini mencerminkan perkembangan teknologi yang terus berkembang dalam industri pemutar musik, menggantikan era kaset dengan era digital yang lebih canggih.

7. Mp3 Player dan iPod

Evolusi format musik telah berubah dari penyimpanan fisik seperti piringan hitam, pita kaset, dan cakram ke format digital seperti mp3 dan wav. Pengguna tidak perlu lagi repot membawa kaset atau CD untuk mendengarkan lagu favorit mereka. Alat pemutar mp3 pertama, MP-Man, muncul pada tahun 1998 dari perusahaan Korea Selatan. Namun, pada tahun 2001, dominasi mp3 player dan Walkman tergantikan oleh hadirnya iPod dari Apple. Apple secara sengaja merancang iPod dengan desain futuristik dan estetika yang menawan, merubah cara kita mendengarkan musik secara drastis.

BACA JUGA: Mengenal 5 Solois Populer di Indonesia

8. Aplikasi

Setelah suksesnya iPod, pengembang alat pemutar musik beralih ke smartphone sebagai tujuan berikutnya. Menggunakan smartphone, alat pemutar musik dapat dengan mudah diubah menjadi aplikasi, mempermudah penggunaan. Hasilnya, berbagai aplikasi streaming musik muncul dalam jumlah besar di toko aplikasi seperti Google Play Store dan Apple Store. Dari beragam opsi, Spotify dan Apple Music menjadi dua raksasa yang mendominasi pasar musik saat ini. Dengan koleksi lagu yang melimpah dan fitur-fitur unggulan, keduanya memenuhi kebutuhan mendengarkan musik jutaan orang di seluruh dunia. Ini menandai evolusi besar dalam cara kita mengakses dan menikmati musik.

7 alat tersebut menjadi saksi bagaimana musik dapat didengarkan pada era tersebut. Dari fonograf sampe Spotify, nyatanya menjadi media masyarakat pada era tersebut. Tapi Sobat Gen, kalau mau dengerin lagu-lagu dari musisi nasional, tetap dengerin di Gen 98.7 ya! (*/)

(RRY)

 

banner