uploads/article/2023/10/3-alasan-kenapa-boyband-86447f4c46ca58e.png

3 Alasan Kenapa Boyband dan Girlband Indonesia Mudah Dilupakan

Kehadiran boyband dan girlband di kancah musik Indonesia rasanya menjadi salah satu tren musik yang nggak akan terlupakan di Indonesia nih Sobat Gen. Pasalnya, sampai sekarang berbagai lagu dari boyband dan girlband ini masih sering dinyanyikan sampai sekarang. Mulai dari ‘I Heart U’ dari Sm*ash, ‘Dia’ dari Coboy Junior, sampai ‘Dilema’ dari Cherrybelle jadi salah satu dari sekian lagu wajib ketika sedang berkaraoke bersama teman-teman.

Meskipun kini banyak lagu dari berbagai boyband atau girlband kembali dinyanyikan, kita nggak bisa menampik fakta bahwa, tren boyband dan girlband di Indonesia nyatanya nggak bertahan lama, berbeda dengan yang ada di Korea Selatan sana.

Banyak faktor yang akhirnya membuat tren musik boyband dan girlband ini terlupakan dan bahkan ditinggalkan. Mulai dari faktor masyarakat Indonesia, sampai ke format dari boyband dan girlband di Indonesia yang terkesan hanya mengikuti tren saja. 

BACA JUGA: Sering Dianggap Sama, Berikut 4 Perbedaan Antara Idol Group dengan Girlband  

1. Masyarakat yang Kurang Menerima

Salah satu faktor yang membuat boyband dan girlband di Indonesia Sudah tidak populer adalah masyarakat Indonesia yang kurang menerima keberadaan boyband dan girlband di Indonesia. 

Dalam kasus keberadaan boyband, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap boyband sebagai tren musik laki-laki tapi feminim, sehingga tidak menunjukan maskulinitas yang mereka anggap menjadi hal wajib yang berada di seorang musisi pria. Padahal, musikalisasi boyband tidak ada sangkut pautnya dengan maskulinitas seseorang.

Kemudian, dalam kasus keberadaan girlband, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap girlband Indonesia hanya ikut-ikutan girlband Korea Selatan saja. Hal-hal mulai dari konsep, lagu, sampai fashion seringkali dianggap memplagiasi girlband asal Korea Selatan. 

2. Lingkup Fans yang Terlalu Spesifik

Mempunyai fans dengan ciri yang spesifik memang menjadi hal yang baik. Namun, apa jadinya jika spesifikasi ini didasari berdasarkan umur fans. Nggak bisa dipungkiri, fans dari boyband dan girlband di Indonesia mayoritas berumur anak-anak sampai remaja. Sehingga, ketika mereka beranjak dewasa, para fans ini pada akhirnya melupakan para boyband dan girlband ini karena merasa sudah tidak relatable dengan boyband maupun girlband ini. 

Dengan demikian, pada akhirnya berbagai boyband dan girlband ini kehilangan basis penggemarnya karena didasari faktor usia yang kian dewasa. 

BACA JUGA: UN1TY dan Masa Depan Boyband di Indonesia

3. Boyband dan Girlband di Indonesia hanya Ikut-Ikutan Tren 

Faktor terbesar yang akhirnya membuat boyband dan girlband Indonesia mudah dilupakan pada akhirnya disebabkan oleh industrinya sendiri. Kemunculan boyband dan girlband di Indonesia yang terlalu mendadak dapat dianggap sebagai bentuk industri musik Indonesia yang berusaha mengikuti tren boyband dan girlband yang kala itu sedang terjadi di Korea. 

Berbeda dengan Korea, kemunculan boyband dan girlband di Indonesia tidak melewati fase seleksi dan pelatihan yang ketat seperti yang dilakukan oleh Korea. Sehingga, pada akhirnya boyband dan girlband Indonesia mudah bubar karena kurangnya chemistry dan ego masing-masing personilnya. 

Meskipun keberadan boyband dan girlband di Indonesia relatif sudah tidak ada. Namun, masih ada boyband Indonesia yang kini masih aktif di industri musik Indonesia. UN1TY menjadi salah satu boyband di Indonesia yang masih aktif hingga sekarang. Dengan keberadaan UN1TY ini, diharapkan dapat memberikan warna pada industri musik Indonesia yang kini didominasi oleh para solois.(*/)

(RRY)

 

banner