Seperti badai yang menerpa, Ujian Nasional alias UN pun akhirnya berlalu juga. Adik-adik dan teman-teman kita yang duduk di bangku SMA baru saja menuntaskan beban terberat kehidupan remaja mereka dan bersiap untuk beban yang jauh lebih berat. Sementara buat kita yang kini sudah kuliah atau bekerja, UN menjadi secuil kenangan tersendiri dalam memori kita.
Nah, mumpun masih hawa-hawa Ujian Nasional, gimana kalau kita mengenang kembali hal-hal manis dan pahit yang kita alami semasa SMA? Yuk!
1. Pelan tapi pasti, kamu terpaksa mundur teratur dari kegiatan ekstrakulikuler yang selama ini kamu geluti.
Kalau kelas satu atau kelas 10 adalah masa di mana kamu meraba-raba minat dan bakatmu, sementara kelas dua alias kelas 11 adalah saatnya kamu all-out dengan kemampuanmu dalam kegiatan ekstrakulikuler. Mulai dari basket, dance, cheerleader, sampai seni musik, selama kelas dua kamu gak pernah absen untuk mewakili sekolahmu lewat ajang lomba dan pertandingan.
Tapi, momok UN udah menghantui sejak kamu menapaki gerbang kelas 12. Pengennya sih melambaikan tangan ke kamera, tapi sayangnya ini bukan ajang uji mengingat kenangan mantan. Alhasil, kamu pun mulai mundur teratur dari kegiatan ekskul demi madecer, masa depan cerah.
2. Buat berlatih di rumah, kamu pun ancang-ancang dengan beli buku kumpulan soal ujian yang segede gaban.
Itu tuh, buku kumpulan soal yang judulnya “Sukses Ujian Nasional Tahun 20xx, Dijamin Lulus 100%”, yang soalnya bisa sampai 10 tahun ke belakang. Tapi, ujung-ujungnya, tuh buku malah gak kepake, akhirnya cuma dijual kiloan bareng koran bekas.
3. Pengen main, tapi waktumu tersita sama pelajaran tambahan di sekolah plus bimbingan belajar di luar sekolah.
“Maaak, gue mainnya kapaaan?”
Inilah fase di mana kegiatan belajarmu mulai overdosis dan kamu mulai sakaw sama liburan.
4. Belum lagi mesti nyiapin diri buat try out yang diadakan secara berkala.
Gak cuma di sekolah, di tempat les juga diadakan try out ujian nasional secara berkala untuk mengetes kemampuanmu. Bukan rahasia lagi kalau tes try out tingkat kesulitannya biasanya jauh melebihi ujian yang sebenarnya.
Karena gak bisa ngerjain, kamu pun mulai pesimis sama masa depanmu. Apalagi kalau ada temanmu yang nyeletuk: “Apaan nih? Soalnya gampang banget!” Duh, rasanya pengen lari dari kenyataan!
5. Bagimu, ngasah pensil itu lebih penting dari ngasah otak!
Meski otak encer, percuma kalau bulatan di lembar jawaban ujian try-out gak bisa dibaca!
Makanya, benda paling penting yang kamu bawa ke mana-mana itu ada tiga: pensil 2B merk terkenal—kalau gak Setedler ya Fabir Kastil, penghapus yang merknya sama, plus rautan pensil.
6. Tapi, tempat bimbel juga jadi tempat yang selalu dirindukan. Soalnya di sanalah kamu menemukan gebetan.
Ya, karena teman-teman cewekmu di sekolah cuma itu-itu aja, bimbel pun akhirnya menjadi arena baru untuk nyari gebetan. Cinta lokasi pun menjadi hal yang wajar terjadi. Lumayanlah, buat penyemangat belajar. Syukur-syukur bisa jadi pacar.
7. Menjelang Ujian Nasional, kamu pun semakin mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.
Yang biasanya cuma ikutan Jumatan, sekarang rajin sholat berjamaah. Bahkan ada juga yang puasa Senin-Kamis. Yang ke gerejanya cuma ber-NaPas alias Natal Paskah, jadi rajin ke gereja tiap minggu, bahkan sampai ngadain doa Rosario.
Ah, seandainya UN itu diadakan tiap bulan, mungkin bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang taat beribadah.
8. Kamu pun bikin acara Lebaran sendiri dengan memohon maaf kepada orang-orang terdekat.
Sebelum UN: “Bapak’e, Ibu’ne, maafin Bambang, ya. Mohon doa restunya.”
Setelah UN: “MWAHAHAHA, KINI AKU BEBAS KEMBALI BERBUAT MAKSIAT! Eh, Ibune. Nggih, Bu, ini saya mau berangkat ke pasar.”
Mulai dari orang tua, kakek nenek, kakak, adik, guru, satpam sekolah, sampai ibu kantin pun kamu mintai maaf. Kalau perlu, kamu ciumin tangannya satu-satu, termasuk tangan si gebetan. Selesai UN, ya bandel lagi.
9. Kamu sampai bela-belain update status di medsos sampai broadcast message ke semua kontak buat mohon doa restu.
“Cek IG kita ya Sist, eh, mohon doa restunya ya bapak-ibu, pakde-bude, om-tante, kakak-adik, kakek-nenek, dan teman-temanku semuaaa! Doain aku lulus yach!”
Yha!
10. UN pun dimulai. Tanganmu udah gemetar meski baru membulatkan kolom nama.
“Ini bapak emak gue ngapain sih ngasih nama panjang-panjang? Ngebuletin nama doang makan waktu setengah jam!”
Tanganmu mulai basah berkeringat, padahal lembar jawabannya kan gak boleh basah. Untung kamu udah nyiapin hairdryer dari rumah.
11. Selamat, kamu gak lulus UN!
Lalu kamu pun terbangun dengan keringat dingin namun penuh syukur, ‘Fiuhh, untung cuma mimpi.’ Hayo ngaku, pernah mimpi kayak gini gak menjelang UN?
12. Gara-gara UN, teman satu kelas jadi super kompak… contek-contekan.
Niatnya sih mulia: semuanya pengen dirinya dan teman-temannya lulus UN. Alhasil, kalian pun udah menyiapkan kode-kode terenkripsi buat contek-contekan. Bahkan, yang biasanya pelit contekan pun jadi dermawan.
13. Bahkan, ada yang saking gak pedenya sehingga dia rela ngeluarin uang buat mendapatkan bocoran soal.
Udah jadi rahasia umum kalau di UN praktek kecurangan marak terjadi, bisa dari pihak siswa maupun sekolah. Pokoknya, yang kayak gini cukup dikenang aja, gak usah ditiru.
14. Ternyata, soal yang keluar pas UN itu lebih gampang daripada soal try-out.
“Ah, elah, kayak gini doang sih gue juga bisa ngerjain. Ngapain mahal-mahal beli bocoran soal?”
Tuh, makanya gak usah curang, pede aja keleus.
15. Yang paling bikin kesel adalah saat kalian diskusi seusai tes, jawabanmu ternyata beda sendiri sama teman-temanmu.
16. Menanti pengumuman kelulusan, kamu tetap harap-harap cemas.
Kelar UN, bukan berarti kamu lega. Kamu masih dibuat H2C alias harap-harap cemas sama hasilnya, plus kamu juga mesti menentukan jurusan dan universitas mana yang mesti diambil. Bingung, Cyiinn!
17. Saat pengumuman, ada teman yang gak lulus itu menjadi sebuah pukulan bagi kamu dan teman-teman lainnya.
“Anjrit, si Bambang kok bisa gak lulus sih? padahal kerjasama kita udah kece.”
“Katanya, si Bambang keliru mbuletin jawabannya, semua jawabannya geser satu nomor.”
Yaelah. Mending kerjain sendiri dah!
18. Ketika semuanya lulus, kalian tetap menangis haru, soalnya sebentar lagi kalian mesti pisah untuk melanjutkan ke universitas masing-masing.
“Mblo, gue bakal kangen upil lo yang asin itu.”
“Gue juga bakal kangen sama kentut lo yang baunya ngalahin rendeman kolor itu! Hiks.”
19. UN adalah beban paling berat buat seorang anak SMA yang masih lugu, padahal kenyataan jauh lebih kejam!
Ya, dibanding dengan kehidupan orang dewasa yang kita punya sekarang, UN itu gak lebih dari secuil upil yang nempel di bibir. Kenyataan jauh lebih kejam, tapi juga lebih banyak hal serta pengalaman yang kita pelajari di sana daripada lewat buku teks pelajaran.
Nah, itulah hal-hal yang membuat kita selalu mengenang UN selamanya. Kalau kamu, apa yang paling membuat UN berkesan buatmu?
sumber: Hipwee.com