/uploads/uploads/photos/2016/11/11/1417053interview.jpg

Pertanyaan yg Bisa Bikin Kamu Diterima Saat Interview Kerja

 

Interview merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses penerimaan pegawai baru. Kamu-kamu yang menjadi pejuang karir tentu tahu akan hal ini. Meskipun nampaknya tidak lebih sulit dari tes tertulis, ternyata interview memberikan pertimbangan cukup besar akan diterima atau tidaknya kamu dalam suatu perusahaan.

 

Tidak sedikit di antara para pencari kerja yang merasa bingung; kenapa mereka gagal pada proses interview meski pun mengantongi kualifikasi sangat bagus dan pengalaman kerja segudang. Rupanya attitude atau sikap kita ketika interview menjadi tolak ukur yang cukup signifikan, dan banyak di antara para pencari kerja yang menyepelekan hal tersebut.

 

ujuan dan tanpa tekad kuat; sudah pasti kamu akan dihapus dari daftar kandidat calon pegawai baru.

 

Acuh tak acuh, tanpa tujuan pasti bikin kamu tidak terlihat menjanjikan via gifbuffet.tumblr.com

 

“Hmm… saya melamar di sini… karena… saat ini perusahaan inilah yang sedang membuka lowongan”

 

atau

 

“Ya… karena saya fresh graduate, saya ingin mencoba-coba dulu semua lowongan yang ada”

 

adalah beberapa contoh jawaban yang menunjukkan bahwa kamu sama sekali blank akan tujuan kamu melamar di perusahaan tersebut. Tidak ada perusahaan yang suka dijadikan ajang coba-coba. Tidak ada perusahaan yang mau mempekerjakan orang tanpa dedikasi. Pastikan kamu sudah memantapkan niat dan mencari tahu banyak informasi tentang perusahaan yang kamu tuju agar terlihat bahwa kamu adalah pencari kerja dengan visi misi yang jelas.

 

 

 

2. Kegagalanmu lolos ke tahap seleksi berikutnya bisa jadi karena kamu terlihat terlalu aji mumpung ingin memanfaatkan semua fasilitas perusahaan yang ada

 

Kalau hanya uang saja yang ada dalam kepalamu, perusahaan akan enggan merekrutmu via fashions-cloud.com

 

Belum apa-apa kamu sudah getol bertanya soal gaji, tunjangan, bonus, sistem keuangan perusahaan, liburan, fasilitas rumah atau kendaraan. Wajarlah kalau perusahaan itu jadi ilfil mau memperkerjakan kamu. Memang sih, salah satu alasan kita bekerja adalah untuk mencari stabilitas finansial, tapi itu nanti, ada waktunya sendiri untuk mendiskusikan soal gaji.

 

Kamu harus menunjukan terlebih dahulu kalau memang niatmu adalah untuk berkarya bukan memikirkan uang semata. Pegawai yang terlalu matre juga dikhawatirkan bisa merugikan perusahaan (rawan korupsi dan semacamnya), jadi wajar kalau mereka menghindari orang-orang yang terlalu mengutamakan uang.

 

3. Terbiasa gosipin atasan? Terus kamu keterusan menjelek-jelekkan mantan bos saat wawancara perusahaan yang baru? Jangan harap kamu bisa lolos penerimaan karyawan.

 

Senang bergunjing saja sudah buruk, apalagi menggunjingkan keburukan bos/kantor lamamu viawww.huffingtonpost.com

 

Pada dasarnya sikap suka membicarakan kejelekan orang lain itu sudah jelek. Apalagi kalau ditunjukkan di depan orang lain yang akan menjadi calon atasan barumu. Isinya tentang kejelekan bos yang lama pula. Di mata mereka, watak seperti itu sudah terbaca sebagai orang yang gampang membocorkan rahasia perusahaan dan kejelekan atasan. Mereka pasti amit-amit mau mempekerjakan orang seperti ini, bisa-bisa giliran mereka yang kelak ditikam dari belakang.

 

Tetaplah profesional, berikan alasan lain yang netral ketika kamu ditanya kenapa ingin pindah kerja. Itu menunjukan kalau kamu punya rasa hormat dan merupakan pribadi yang amanah.

 

4. Meskipun maksudmu ingin beramah tamah, tapi tetap jawab semua pertanyaan dengan profesional! Kalau kamu curhat pribadi melulu, mana mau perusahaan itu menggajimu!

 

Nggak semua orang perlu tahu kegalauan pribadimu via pixgood.com

 

“Jadi, saya berniat keluar dari kantor yang lama dan melamar kemari, karena mantan saya masih di situ, Pak. Jadi manajer pula… Sakit hati saya, melihat dia sama istri barunya…”

 

atau

 

“Kalau bisa saya ditempatkan di Jabodetabek saja ya, Pak. Kakek saya inginnya saya dekat sama beliau. Selain itu, mbak saya barusan cerai dari suaminya. Anaknya tiga, kasihan kalau saya tinggal…”

 

adalah contoh jawaban yang terlalu personal atau pribadi. Jawaban seperti ini akan membuatmu terlihat tidak profesional dan terlalu mementingkan diri sendiri (self-centered); suatu sifat yang dihindari dalam kultur perusahaan yang butuh kerja sama dan kinerja yang bagus. Selain alasan itu, jawaban seperti ini juga membuat orang lain merasa tidak nyaman karena informasi yang terlalu berlebihan.

 

5. Saat diminta mengajukan pertanyaan soal perusahaan hindari pertanyaan yang terlalu pribadi dan berkesan tidak profesional. Tanyakan hal yang masih berhubungan dengan pekerjaan

 

Jangan menanyakan perihal pribadi kepada pewawancara via www.dumblittleman.com

 

Pewawancara: “Itu saja pertanyaan dari kami. Nah, sekarang, apakah Anda punya pertanyaan untuk perusahaan ini?”

Pencari Kerja: “Hmm… pertanyaan ya… hmm…”

Pewawancara: “Apa saja, kami terbuka untuk mendengarkan dan menjawabnya.”

Pencari Kerja: “Oke, kalau boleh tahu… Bapak sudah menikah belum?”

Pewawancara: “… itu…”

Pencari Kerja: “Kalau sudah, istrinya kerja di mana? Anaknya sudah berapa pak?”

Pewawancara: “… Uh…”

 

Hampir dalam setiap interview, akan ada tawaran bagi para peserta untuk gantian bertanya kepada perwakilan perusahaan. Sejumlah pertanyaan yang bersifat profesional bisa kamu ajukan kepada pihak perusahaan. Apalagi kalau kamu sangat paham tentang perusahaan tersebut dan mampu membuat pertanyaan dari fakta-fakta tentang perusahaan itu, mereka akan melihatmu sebagai orang yang antusias.

 

Tapi kalaupun kamu tidak ada ide pertanyaan buat mereka, jangan sampai kamu menanyakan perihal-perihal pribadi seperti contoh percakapan di atas. Meskipun maksudmu hanya agar terlihat ramah dan akrab, hasilnya malah mengusik dan tidak sopan.

 

6. Percaya diri dalam wawancara memang perlu. Tapi kalau kamu sampai sombong, congkak dan angkuh; waduh kesempatanmu diterima kerja masih jauh!

 

Percaya diri itu penting. Tapi sombong is a BIG NO! via imgkid.com

 

Over-pitching, atau terlalu mengelu-elukan diri sendiri adalah hal yang bikin pewawancara bakal males memasukkan namamu dalam daftar peserta yang lolos tahap berikutnya. Sering kali kita akan mendapatkan pertanyaan seperti “Apa kelemahanmu.” Jawablah dengan jujur dan siapkan solusi yang realistis untuk kelemahanmu itu. Jangan malah kamu jawab seperti contoh ini…

 

Pewawancara: Menurut Anda, apa kelemahaan terbesar Anda?

Pencari Kerja: Kelemahan saya… Menurut saya, kelemahan saya adalah terlalu berdedikasi, saya kerap bekerja terlalu keras. Saya juga terlalu setia dan terlalu menghargai ketepatan waktu…

 

Bukannya terkesan, calon bosmu bakal skeptis atau merasa bosan atas jawabanmu yang tidak realistis dan seolah mencoba tidak mengakui kelemahanmu yang sesungguhnya.

 

7. Maklumi saja kalau perusahaan itu ogah meminangmu menjadi pegawai baru. Sebab kamu ketus, cemberut, judes dan bersikap tidak menyenangkan ketika datang ke tempat interview;

 

Pupuklah attitude yang sopan dan baik terhadap semua orang via www.helpful.com

 

Selalu, se-la-lu bersifat sopan dan ramah kepada semua orang yang kamu temui di tempat interview atau kantor perusahaan yang kamu tuju. Mulai dari kepada Manajer sampai kepada Cleaning Service. Mulai dari di depan HRD sampai di depan Office Boy. Bukan tidak mungkin tindak tandukmu selalu diperhatikan, dan dilaporkan selama berada di kantor atau di tempat interview.

 

Kamu terlihat sopan kepada pewawancara tapi tidak bersahabat kepada orang-orang lain? Jangan kaget kalau attitude buruk itu membuatmu susah dapat pekerjaan. Apalagi kalau di depan pewawancara pun sikapmu sudah jutek, yah maaf-maaf saja, karena kepribadian buruk sangat dihindari dalam dunia kerja.

 

8. Ketika bingung menjawab pertanyaan, kamu berpikir bahwa berbohong bisa membantumu mengatasinya? Keputusan yang salah ini pantas membuatmu tak kunjung ditawari kontrak kerja.

 

Jangan coba-coba membohongi pewawancara via www.avoiceformalestudents.com

 

Ketika menjawab pertanyaan interview, jangan sekali-kali kamu mencoba berbohong untuk menutupi jawaban yang kamu rasa kurang bermutu. Karena percaya atau tidak para pewawancara bisa tahu apabila kamu berbohong atau mengarang cerita untuk menutupi semua itu. Mereka telah mempelajari latar belakangmu dan juga mempelajari ilmu khusus tentang membaca bahasa tubuh seseorang. Sehingga kata-kata bohongmu tidak akan mempan.

 

Solusinya tentu saja jawab semua pertanyaan selugas dan sefaktual mungkin. Agar jawabanmu berbobot, tentu saja kamu juga harus menggali dirimu agar berbobot dari segi pengalaman dan prestasi. Jika kamu masih merasa kurang akan pengalaman kamu masih bisa mengembangkannya mulai dari sekarang.

 

sumber: Hipwee.com

 

BANNER STREAMING